SERANG, BANPOS – Pasokan gas LPG berukuran 3 kilogram di sejumlah daerah di Provinsi Banten disebut melimpah, seperti di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Kota Cilegon serta Kota Serang. Namun ternyata pasokan tersebut tidak berjalan beriringan dengan daya beli yang cenderung menurun.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Kepala Bidang LPG 3 kilogram pada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Banten Fahrul pada Senin (25/9).
Fahrul mengatakan akhir-akhir ini kuota pengiriman gas LPG non Tangerang Raya terbilang cukup melimpah. Hanya saja, meski pasokan tabung gas melimpah, namun hal itu tidak dukung oleh daya beli masyarakat di pasaran.
“Memang karena adanya agen-agen baru dan suplai LPG saat ini melimpah, sehingga daya beli masyarakat pun menurun,” katanya.
Akibat hal tersebut, Fahrul menjelaskan, kegiatan distribusi tabung gas menjadi terhambat. Lantaran, stok di gudang penyimpanan masih melimpah.
“Makanya, operasional kami pun jadi terhambat karena ketersediaan yang banyak,” imbuhnya.
Selain itu ia juga menjelaskan, penyebab dari melimpahnya jumlah pasokan tersebut adalah karena adanya ketidakmerataan pendistribusian tabung gas oleh sejumlah agen. Agen-agen yang ada diduga mendistribusikan tabung gas tidak sesuai dengan kewilayahannya. Padahal perihal pendistribusian tabung gas LPG telah diatur oleh pihak Pertamina.
“Jadi, seharusnya pengiriman gas itu berdasarkan rayon masing-masing. Misalnya, Kota Serang dan Lebak. Tapi kami sempat menemukan ada yang dari daerah lain masuk ke DPC Hiswana Banten. Tapi sudah kami tindaklanjuti dan alhamdulilah, mereka sudah menghentikan supply,” terangnya.
Berdasarkan penuturan Fahrul, masalah semacam ini bukanlah kali pertama terjadi. Namun menurut penuturannya, kondisi saat ini jauh lebih parah bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kemudian selain itu rupanya, masalah ini juga bukan hanya terjadi di Banten, melainkan turut terjadi juga di wilayah lainnya.
“Memang bukan hanya di Banten yang mengalami ini, malah se Jawa Barat juga merasakan,” tuturnya.
Discussion about this post