JAKARTA, BANPOS – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuka peluang menggelar pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rencana pertemuan Megawati-SBY akan digodok setelah Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo Presiden 2024 diumumkan ke publik Rabu (13/9) mendatang.
“Semuanya bertahap, mengadakan pemenangan Pemilu. Jadi setelah tim pemenangan nasional itu nantinya komposisinya lengkap, ditargetkan pada Rabu depan,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (4/9).
Hanya saja, kata dia pertemuan Megawati dan SBY tetap menunggu arahan Dewan Pengarah TPN Ganjar Pranowo.
Pasalnya, pertemuan tersebut terkait dengan kerja sama politik menyongsong Pilpres 2024 sehingga perlu arahan seluruh dewan pengarah TPN yang terdiri dari ketum parpol pengusung Ganjar Pranowo.
“Agenda-agenda penggalangan termasuk parpol selanjutnya nanti akan dilakukan menunggu arahan dari seluruh dewan pengarah TPN yang terdiri dari para ketum parpol,” tuturnya.
Diketahui, Partai Demokrat telah memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah bacapres KPP Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin sebagai bacawapres untuk Pilpres 2024.
Partai Demokrat merasa dikhianati karena penentuan Cak Imin sebagai cawapres dilakukan sepihak oleh Anies dan Partai Nasdem.
Partai Demokrat pun membuka peluang berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Karena itu, Partai Demokrat berharap SBY dan Megawati bisa bertemu.
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyinggung nama Presiden Soekarno usai memimpin rapat pleno pengurus di kantor DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Jakarta, Senin (4/9).
Pernyataan ini menyiratkan Demokrat bakal berduet dengan gerbong PDIP Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Di momen itu, AHY membandingkan pengalaman berpolitiknya dengan pengalamannya saat menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang selalu diajarkan untuk memegang teguh etika
“Pengalaman TNI mengajarkan kepada kami untuk senantiasa memegang teguh nilai dan etika keperwiraan. Hal ini adalah modal utama bagi seorang prajurit dalam mengemban tugas apapun,” katanya.
Discussion about this post