Selisih biaya perjalanan rata-rata per penumpang setelah menggunakan Bus Trans Jateng Rp 8.638,00/perjalanan (penumpang umum) dan Rp 10.316,00/perjalanan (penumpang buruh/pelajar/veteran) atau Rp 17.276,00/hari (penumpang umum) dan Rp20.632/hari (penumpang non umum). Dengan estimasi perjalanan 3 – 4 kali seminggu (penumpang umum) dan 5 – 6 kali seminggu (buruh/pelajar/veteran), maka penumpang umum memiliki selisih biaya perjalanan Rp 2.487.756,00/penumpang/tahun, dan Rp 2.970.835,00/penumpang/tahun untuk penumpang buruh/pelajar/ veteran.
Alokasi selisih biaya perjalanan per penumpang Rp 2.487.756,00/penumpang/tahun (penumpang umum) digunakan membeli kebutuhan pokok (67 persen) dan ditabung (33 persen). Alokasi selisih biaya perjalanan Rp 2.970.835,00/penumpang/tahun (buruh/ pelajar/veteran) digunakan untuk ditabung (73 persen), biaya sekolah (17 persen), membeli kebutuhan pokok (7 persen), hiburan (3 persen).
Masih ada 4 wilayah aglomerasi yang belum tersentuh layanan Bus Trans Jateng, seperti Bregasmalang (Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang), Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati), Petanglong (Pekalongan Batang, Kabupaten Pekalongan) dan Banglor (Rembang dan Blora).
Selanjutnya, dinanti integrasi pembayaran dapat dilakukan antara Bus Trans Jateng, Bus Batik Solo Trans dan KRL Jogja Solo. Sekali membayar dalam kurun waktu tertentu dapat menggunakan ketiga moda transportasi umum tersebut.
Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat. (RMID)
Discussion about this post