“Pulang kerja (lelah), ada masalah, baik itu di kantor, di rumah, ada masalah dengan teman, dengan pasangan, segala macam. Jadi, ketika mengakses itu, emosinya lagi tinggi, dapatlah dengan situasi seperti itu,” tuturnya.
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengapresiasi kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Duta Damai dan Duta Damai Santri yang tersebar di 18 provinsi. Menurutnya, langkah ini perlu dikembangkan ke seluruh provinsi Indonesia agar dapat mengisi ruang digital dengan pesan damai dan hal yang positif.
Kang Arul berharap, setiap relawan Duta Damai maupun Duta Santri minimal mampu memberikan aura terhadap teman-teman, keluarga dan lingkungannya. Dengan begitu, gerakan ini setidaknya mampu mendukung tiga unsur penting dalam literasi digital.
“Tiga kecakapan ini akan terpenuhi. Pertama, kecakapan dalam penggunaan media digital. Kedua, kecakapan dalam budaya digital. Ketiga, kecakapan dalam keamanan digital,” pungkas Kang Arul. (RMID)
Discussion about this post