”Minimal mereka mengenal apa itu stunting, kemudian bagaimana melihat gejala atau ciri-ciri stunting, berapa jumlah objek atau penderita stunting atau gizi buruk, kemudian tahu upaya penanganannya seperti apa,” katanya.
Menurutnya, upaya tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus namun secara bertahap. Ia juga menyampaikan dalam penyampaian informasi khususnya tentang stunting perlu adanya sebuah kerjasama dari semua pihak salah satu diantaranya KIM.
”Ini perlu kerjasama, jadi kami harapkan peran penting dari KIM salah satunya itu bisa menyampaikan kepada masyarakat khususunya tentang stunting, kita fokus pada stunting,” ujarnya.
Kemudian, Kabid Pengelolaan Informasi dan Kemitraan Komunikasi pada Diskominfo SP Banten, Akhmad Subhan Syafaat berpesan kepada para anggota KIM se-Kabupaten Serang, agar bisa menyampaikan informasi yang valid terkait stunting.
”Harus menyampaikan informasi yang benar dan tangkal informasi hoax. Koordinasikan dengan pihak terkait jika ditemukan ada anak dengan ciri mengalami stunting,” ungkapny.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 angka stunting di Kabupaten Serang 39,43 persen, pada 2021 turun sebanyak 12,23 persen, dan tahun 2022 menurun diangka 0,8 persen. Berdasarkan data angka prevalensi stunting Kabupaten Serang pada tahun 2021 mencapai 27,2 persen dan tahun 2022 menjadi 26,4 persen atau turun 0,8 persen dan di tahun 2023 ini menargetkan turun menjadi 18 persen, kemudian tahun 2024 bisa mencapai target nasional yakni 14 persen.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Kabid Pengelolaan Informasi dan Kemitraan Komunikasi pada Diskominfo SP Banten Akhmad Subhan Syafaat, Kabid Komunikasi Informasi Publik (KIP) pada Diskominfosatik Kabupaten Serang Ahmad Jajuli, dan puluhan anggota KIM. Sedangkan sebagai narasumber Kepala Dinkes yang juga Plt Kepala DKBP3A Kabupaten Serang Agus Sukmayadi. (MG-02/AZM)
Discussion about this post