Karena itu, program Gobel berfokus pada pembangunan pertanian dan perikanan, UMKM, sumberdaya manusia, dan koperasi.
“Gambar besarnya adalah visi 2051, dengan lokomotif pengembangan pelabuhan internasional di Anggrek, dan pembangunan kawasan ekonomi khusus pangan. Investasinya sekitar Rp 1,4 triliun dan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja dalam 30 tahun,” papar Rustam.
Lukman dan Basri, juga memberikan perhatian khusus terhadap visi 2051.
“Visi 2051 memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan Gorontalo. Pengembangan Pelabuhan Anggrek, akan memiliki dampak yang luar biasa,” kata Lukman.
Menurutnya, buku tersebut mengulas sosok Gobel secara lengkap. Ada data, fakta, gagasan, analisis, visi, dan cita-cita.
Sementara Basri menggambarkan, visi 2051 mengkoneksikan situasi masa kini ke masa depan. Di mata dia, Rachmat Gobel orang yang otentik dan logis.
“Buku ini sebaiknya dibagikan ke para mahasiswa dan generasi muda Gorontalo, agar mereka memiliki harapan yang jelas tentang masa depannya. Orang bertanya, kenapa Gorontalo memiliki orang-orang besar seperti Habibie, Badudu, Katili, dan sebagainya, tetapi tetap miskin. Buku ini diharapkan bisa menjawabnya,” papar Basri.
Sementara Sofyan Abdullah mengatakan, buku ini sangat inspiratif dan patut dibaca. Memberikan gambaran dan tantang dunia pertanian, ketahanan pangan, perubahan iklim, dan sebagainya.
Tentang bagaimana pembangunan pertanian, perikanan, UMKM akan menyejahterakan rakyat Gorontalo.
Zulkarnain Suleman berpendapat, buku ini adalah bukti tunainya amanah dan tanggung jawab. Juga memberikan gambaran seorang Rachmat Gobel, sebagai orang yang cerdas dan cakap dalam bekerja.
Buku ini juga mencontohkan tentang model dan pola kerja.
Lain lagi dengan KH Rasyid Kamaru. Menurutnya, semua hal diperhatikan oleh Rachmat Gobel. Mulai dari soal kain karawo hingga soal banjir. Juga soal anyaman tikar dan gula aren. Soal bahasa daerah, juga tak kalah penting.
Sedangkan Alim S Niode mengatakan, Rachmat Gobel seorang yang cermat dalam bekerja.
Discussion about this post