Gejala dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB) tidak tuntas, pendarahan, sering kram, lemas, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Berdasarkan kelompok usia, Kanker usus besar terbagi dari dua yakni kelompok risiko rendah atau orang yang memiliki berat badan berlebih, sering memiliki masalah pencernaan dan memiliki gaya hidup sehat.
“Sebaliknya dilakukan deteksi dini setiap lima tahun ketika berusia 45 tahun,” ujar Andika.
Sedangkan kelompok dengan risiko tinggi merupakan orang yang memiliki sejarah kanker usus besar di keluarganya dan sebaiknya melakukan pemeriksaan ketika berusia di atas 30 tahun.
Bagaimana Agar Meminimalisir Zat Karsinogen?
Pertama, Rendam bumbu atau daging sebelum dimasak guna kurangi kemungkinan makanan yang dibakar gosong.
Kedua, kalau bisa lemak pada daging dibuang saja. Jika ingin konsumsi sate ayam atau sate kambing, disarankan untuk jangan menggunakan lemak. Karena jika lemak yang terbakar, akan meneteskan minyak yang akan menimbulkan asap dan mengasapi daging.
Ketiga, hindari untuk meratakan tingkat kematangan pada daging jangan membalikkan daging menggunakan garpu, tapi gunakanlah penjepit, sebab jika terkena arang, ini akan dapat menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging.
Keempat, jangan letakkan daging yang terlalu dekat dengan dengan arang atau api. Jadi semakin sering terkena jilatan api. Jika memungkinkan bisa diletakkan sejauh mungkin dari api secara langsung.
Walaupun konsumsi sate atau steak dapat meningkatkan kanker, terdapat langkah untuk meminimalisirnya, seperti saat memanggang sate atau steak usahakan jangan terlalu lama atau bahkan sampai menghitam (gosong).
Hal inilah yang menjadi pemicu utama meningkatkan terjadinya kanker.
“Guna menekan risiko kanker hingga 25 persen dapat menambahkan konsumsi sayur dan buah saat silaturahmi Idul Adha bersama kerabat dan sahabat,” ujar Andika.(RMID)
Discussion about this post