Terkait tafsir lain yaitu ingin mengganggu konsentrasi koalisi NasDem, Gus Choi tak mau berkomentar panjang. “Biarkan saja,” ujarnya.
Sementara itu, Partai Hanura yang sudah resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar sebagai capres, menilai omongan Puan ini hanya iseng. “Saya yakin Mbak Puan iseng lah. Nggak mungkin lah AHY dipasangkan dengan Pak Ganjar. Iseng guyon lah. Nggak mungkin,” kata Waketum Hanura Benny Rhamdani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Benny mengatakan, cawapres Ganjar tidak mungkin ditentukan PDIP sendirian. Pasti akan ada dialog dengan parpol lain. Untuk Hanura, kemungkinan akan menyarankan cawapres Erick Thohir dan Mahfud MD. “Saya yakin, posisi untuk cawapres itu akan ditentukan menjadi keputusan bersama partai koalisi,” ungkapnya.
Mendengar kecurigaan ini, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, angkat bicara. Dia menegaskan, penyebutan nama AHY sebagai hal serius. Tidak dimaksudkan untuk merusak koalisi partai lain. Apalagi untuk meremehkan AHY.
“Jangan kemudian diasosiasikan penyebutan AHY hanya akan merusak partai lain, koalisinya. Atau dengan segala hormat dan dengan segala kerendahan hati, ketika menyebut AHY seakan-akan kemudian akan meremehkan AHY,” kata Said, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin.
Said mengatakan, penyebutan nama AHY tak berhubungan dengan menarik Partai Demokrat dari pencapresan Anies Baswedan. Menurutnya, semua partai berhak mencari cawapres.
“Nggak ada urusan. Kan setiap partai politik berhak mencari cawapres dan tidak ada larangan. Monggo Pak Anies mau cari siapa, kami tidak akan menghalang-halangi. Bahkan Mas Anies mau nyebut Mbak Puan pun, boleh,” tandasnya. (DZH/RMID)
Discussion about this post