Selain itu, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada sem¬bilan jenis komoditas strategis. Yaitu padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 72 komoditas.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebutkan, bahwa dirinya sering mendapat keluhan petani di desa tentang pupuk bersubsidi.
Jokowi menyampaikan, saat ini seluruh negara di dunia sedang kesulitan mendapatkan bahan baku pupuk karena perang Rusia-Ukraina. Suplai yang terganggu ini membuat harga pupuk naik.
Menjawab keluhan tersebut, Pemerintah berencana menambah kapasitas produksi pupuk dalam negeri. Pada Februari 2023, Jokowi baru saja meresmikan pabrik pupuk NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar 500 ribu ton.
Di kesempatan yang sama, PIM juga mengoperasikan kem¬bali pabrik PIM 1 dengan ka¬pasitas 570 ribu ton, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton.
Selain itu, Pemerintah juga berencana mendirikan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Proyek tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).(RMID)
Discussion about this post