JAKARTA, BANPOS – Awal pekan, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,15 persen ke level Rp 15.426 per dolar AS dibanding perdagangan Jumat (10/3) di level Rp 15.450 per dolar AS.
Pergerakan mata uang Asia juga mayoritas menguat terhadap dolar AS. Yuan China menguat 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,04 persen, ringgit Malaysia menguat 0,12 persen, peso Filipina naik 0,26 persen, yen Jepang menguat 0,27 persen, baht Thailand naik 0,30 persen, dan won Korea Selatan melesat 0,63 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menurun 0,31 persen ke level 103,82. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,02 persen ke level Rp 16.458, terhadap poundsterling Inggris turun 0,04 persen ke level Rp 18.615, dan terhadap dolar Australia melemah 0,40 persen ke level Rp 10.233.
Senior Analis Pasar Keuangan dari DCFX, Lukman Leong melihat, rupiah masih belum aman. Terutama di tengah sentimen risk off pasar imbas kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB).
“Sentimen utama pelemahan rupiah datang dari eksternal, di mana investor masih mencermati kepastian bail out SVB dan rilis data inflasi AS besok,” ujarnya, Senin (13/3).
Menurutnya, pelemahan rupiah mungkin akan sedikit tertahan oleh melemahnya dolar AS setelah rilis data Non Farm Payroll (NFP) yang menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih rendah dari perkiraan.
Lukman memproyeksi, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 15.400 sampai Rp 15.550 per dolar AS sepanjang hari ini.(RMID)
Discussion about this post