Tidak hanya itu, dikatakan Hasbi terdapat juga peluang di industri yang sudah berdiri, seperti retribusi Kebakaran, hingga APAR. “Karena kita daerah industri tentu peluang-peluang dari industri bisa diambil, misalnya tadi soal apar dan kebakaran, kan itu peluang,” terangnya.
Oleh karena itu, dirinya juga mempertanyakan ketidakhadiran Kepala Bidang Pajak dalam RDP tersebut. Pasalnya, hanya Kepala Bidang yang bisa menjelaskan terkait masalah teknis peluang PAD di Kota Cilegon. “Makanya tadi saya pertanyakan bidang pajak, kan ini yang tahu secara teknis dan tahu potensi-potensi itu. Kalau Kepala Badannya itu ranahnya kebijakan,” tegasnya.
Meski demikian, pihaknya mendorong kepada eksekutif untuk tetap optimis dalam menggali potensi pajak dan meningkatkan PAD di Kota Cilegon pada tahun 2023. “Temen-temen dewan juga memberikan semangat kepada eksekutif, harus optimis pendapatan meningkat tajam, sementara peluang itu kan masih ada,” kata Politisi Partai Gerindra ini.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Cilegon Dana Sujaksani menjelaskan, saran dari DPRD tentu akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. “Tadi sudah dijelaskan potensi PAD nya, Potensi BPHTB, potensi apar, dan lainnya, kita efektifkan,” ujarnya.
Dana optimis PAD Kota Cilegon pada tahun 2023 ini bisa meningkat. Disinggung soal angka, Dana membeberkan prediksi kenaikan PAD Kota Cilegon berkisar antara 3 sampai 5 persen. “Yang penting ada kenaikan di tahun berjalan ini 2023, kenaikannya itu antara 3 sampai 5 persen, berkisar antara Rp36 miliar,” tuturnya.
Saat disinggung terkait inovasi untuk meningkatkan PAD yang akan dilakukan oleh Pemkot Cilegon. Dana mengaku, PAD tetep akan berorientasi pada pungutan objek yang ada saat ini. “Inovasi pendapatan, diluar yang sudah direncanakan. Saya tetap kepada intensifikasi pemungutan, tadi dikatakan terkait dengan apar kita akan dobrak itu, kemudian penilaian individu kita akan masuk kesitu,” tandasnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post