JAKARTA, BANPOS - Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator, Industri, dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menjelaskan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan di hadapan pimpinan DPR Hungaria. “IKN akan banyak memberikan manfaat strategis bagi Indonesia. Khususnya untuk pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi beban sosial dan lingkungan bagi Jakarta dan Jawa,” kata Gobel dalam pertemuan dengan DPR Hungaria yang dipimpin wakil ketuanya, Olah Lajos, Senin (20/2). Penjelasan ini disampaikan Gobel, karena Hungaria telah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di IKN. Ada banyak hal yang mereka tawarkan. Antara lain, water treatment dan pembangunan lingkungan hidup. Gobel menjelaskan, pemindahan IKN ke Kalimantan merupakan ide presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada 1957. Namun, ide itu baru bisa direalisasikan oleh Presiden Joko Widodo. Gobel menuturkan, selama ini, ekonomi Indonesia lebih banyak berkembang di Jawa, Sumatra, dan Bali. Sementara Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara tertinggal. "Dengan pindah Ibu Kota ke Kalimantan, wilayah timur yang selama ini tertinggal, akan memiliki peluang besar untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, selain mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, pemindahan Ibu Kota juga akan memeratakan ekonomi di kawasan timur," papar Gobel. "Saya yang mewakili Gorontalo, sangat mendukung karena akan menguntungkan masyarakat Gorontalo,” imbuhnya. Alasan pemindahan Ibu Kota lainnya: beban Jakarta dan Jawa yang sudah sangat berat. Tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi. Lingkungan hidup terdesak oleh permukiman dan industri. "Jadi, ada beban sosial dan lingkungan hidup yang ditanggung Jakarta dan Jawa. Dengan pindah Ibu Kota, beban itu akan berkurang. Karena gravitasi ekonomi juga akan tumbuh di wilayah timur,” urai Gobel. Dia memastikan, pembangunan IKN akan berwawasan lingkungan. Sehingga, relatif tak terjadi deforestrasi. “Bahkan, akan menjadi contoh dan model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal tata ruang dan pembangunan kota yang hijau. Jadi, nanti akan ditiru,” jelas Gobel. Mendengar paparan Gobel, Lajos meminta, agar wakil pemerintah Indonesia datang ke negaranya, untuk menjelaskan tentang pembangunan IKN, di hadapan pengusaha Hungaria. Sehingga, peluang investasinya bisa terlihat. Mulai Dari Komunikasi Dalam kesempatan tersebut, Gobel juga menjelaskan tentang peningkatan hubungan kedua negara dan kedua bangsa. Dia memuji kebijakan pemerintah Hungaria yang memberikan 110 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia, untuk kuliah di Hungaria. “Selalu memulai dari people to people dan heart to heart relationship. Bukan dimulai dari pocket to pocket,” katanya. Pemberian beasiswa, katanya, merupakan wujud hubungan heart to heart. Saat ini, hubungan ekonomi Indonesia dan Hungaria belum cukup bernilai. Namun, pada 2021, perusahaan Hungaria baru memenangkan tender senilai 300 juta dolar AS untuk investasi pada sistem pembayaran jalan tol secara digital. Gobel menuturkan, hubungan bisnis yang baik harus dimulai dari komunikasi dan hubungan antarmanusia yang baik. "Pertemuan secara langsung dan tatap muka jauh lebih baik dibanding lewat teknologi," ujarnya. Delegasi parlemen Indonesia yang hadir dalam pertemuan ini adalah Heri Gunawan, Supratman Andi Agtas, Charles Meikyansyah, Dyah Roro Esti Widya Putri, Nasim Khan, dan M Hekal. Selain itu, juga ada Dirut PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dan Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Rachmat Hidajat. Didampingi Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab.(RMID)<!--nextpage-->
Discussion about this post