“Sekarang berita nongol lagi, Rektor Untirta menghilang, nepotisme, saya kemarin sampai setengah enam di sini. Banyak agenda rapat, online dengan keuangan, dengan WR I, dengan ketua lembaga, sampai sore. Gak ada insan pers,” katanya.
Di pertengahan, ia mengucapkan terima kasih kepada Humas Untirta dan Wakil Rektor IV, yang telah menginisiasi pelaksanaan Coffee Morning bersama dengan insan pers tersebut. Menurutnya, pers memang harus merdeka, tapi jangan sampai bebas seenaknya dalam mengartikan merdeka. “Harus yang bermartabat tadi, demokratis, tentu ini sebagai kecintaan saya kepada dunia pers,” ucapnya.
Menurut Fatah, awak media jangan sampai hanya ingin mengejar kesenangan di dunia saja, merujuk pada karya jurnalistik, namun juga harus mengharapkan selamat dunia akhirat. Menurutnya, dengan pemberitaan seperti yang dia yakini tidak sesuai itu, merupakan bentuk penganiayaan.
“Jangan ingin senang di dunia saja, tapi nganiaya orang itu catatan keburukannya terus berjalan. Dipertanggungjawabkan, apalagi berdampak terhadap banyak orang. Opininya diamini oleh banyak orang yang sama-sama salah, tidak presisi,” ujarnya.
Fatah mengklaim bahwa dirinya sudah berdiskusi dengan rekan medianya, dan meminta masukan bagaimana untuk menghadapi berita-berita yang menurutnya tidak tepat itu. Hasilnya, Fatah mengaku akan menggelar kumpulan awak media lebih rutin, agar awak media yang dia sebut sebagai oknum, bisa belajar lebih baik dalam membuat tulisan, tidak seperti yang dia sebut tidak tepat.
“Ya saya tanya, gimana, mohon masukannya. Apakah saya punya hak jawab, atau supaya sama-sama bermusyawarah lewat Dewan Pers. Pesannya nanti harus sering diajak kumpul tuh yang oknum-oknum wartawan yang mungkin belum cukup wawasan dalam mengambil perspektif, sehingga kelihatan tidak presisi dan tidak objektif, harus sering dilatih setiap bulan. Enggak apa-apa tempatnya di sini, bareng-bareng latihan,” kata dia.
Ia pun mengaku kasihan dengan mereka yang disebut oknum wartawan itu. Karena, hidup di dunia hanya sementara, dan apa yang diperbuat harus dipertanggungjawabkan. Jika mereka yang Fatah sebut sebagai oknum wartawan itu senang melihat orang teraniaya, maka nanti akan ada balasannya.
Discussion about this post