Sementara, pelaksana proyek di Cibinuangeun Rojali membenarkan adanya keretakan tersebut, hanya saja menurutnya keretakan tersebut hanya ada di bagian finishing.
“Iya pak Itu finishing corannya retakannya nggak sampe ke bawah pak, itu permukaan nya saja,” terangnya saat itu kepada wartawan.
Menurutnya, itu sebuah finishing karena harus ada decking, bekisting. Itu merupakan perapihan yang harus dilakukan pada tahap finishing seperti bekas paku dan yang lainnya.
“Kalau dari atas sampai bawah ada keretakan sehingga bisa menimbulkan kebocoran itu yang paling berbahaya. “Kalau coran itu kan ada decking, bekisting supaya tidak berubah ukurannya, sehingga mengakibatkan harus di plester sedangkan itu tidak tembus ke bawah karena bawahnya itu kan pasangan beton.”paparnya.
Dari papan informasi kegiatan proyek ini merupakan pelaksanaan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder Pada Daerah Irigasi yang luasnya 1000 ha-3000 ha dan Daerah Irigasi Lintas daerah Kabupaten/Kota dengan Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Cibinuangeun.
Adapun Nilai Kontraknya Rp7.501.645.000,00 (Termasuk pajak) Nomor Kontrak 611/SP. 21.6/PJPA/DPUPR/2022, Tanggal Kontrak 25 Mei 2022 masa pelaksanaan Dua ratus hari kalender sumber dana APBD-Provinsi Banten TA 2022 Kontraktor CV Budi Bakti Wiratama Konsultan Pengawas PT Alocita Mandiri.
Informasi lain terkait proyek ini, ternyata beberapa sub pekerjaannya di sub kontrakan dengan harga yang cukup murah. Yakni per meter persegi pasangan irigasi tersebut diborongkan dengan nilai anggaran kurang dari setengahnya dalam RAB.
Seperti dikemukakan oleh mantan pemborong lokal yang mengaku sempat mendapat sub kontrak pekerjaan yang namanya dirahasiakan, kepada BANPOS mengaku, bahwa dirinya mendapatkan borongan itu bersama beberapa temannya sebanyak delapan orang.
“Saya diminta ngesub itu proyek, per meter pasangan persegi saya dihargai Rp 600 ribu. Kalau lihat RAB sih jauh dari setengahnya. Tapi karena saya tak punya pekerjaan saya mau saja, namanya juga cari usaha. Tapi beberapa teman saya malah ngesubkan lagi ke orang lain jadi Rp400 ribu, jadi ia dapat untung 2 ratus ribu per meter pasangan. Jadi kalau ada kerusakan dan keretakan ya wajar, subnya juga berlapis. Dan itu spek pekerjaan proyeknya juga asal jadi karena ya dikerjakan dengan harga material se murah-murahnya. Dan kalau soal kekuatan, ya mungkin itu gak akan lama,” ujarnya dan minta namanya dirahasiakan, Kamis (29/12).
Discussion about this post