Jika anda melihat video suasanaperang di Ukraina, anda akan mendengar pasukan Ukraina berbicara bahasa Ukraina dan Rusia. Mereka berbicara dengandua bahasa berbeda namun saling mengerti. Contohnya, banyak bahasa ibu yang dipakai di Indonesia, seperti Batak, Minahasa, Bali, Jawa, Sunda. Apakah ini membuat mereka dianggap berbeda, bukan warga Indonesia? Saya rasa tidak.
Oke, ada juga yang banyak berbahasa China. Tapi, apakah ada negara yang datang ke Indonesia dan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi warga berbahasa ‘bla-bla’ dan untuk itu mereka akan menggunakan cara apapun? Tidak masuk akal.
Begini, istri saya memiliki bahasa ibu Rusia. Dia berasal dari Ukraina Timur. Dia bahkan berbahasa Rusia jika merasa gu¬gup atau harus mengungkapkan sesuatu dengan jelas.
Tidak ada yang peduli merekapakai bahasa apa. Selama ber¬sikap baik, berbahasa baik, tidak menyinggung siapapun, siapa yang peduli anda memakai bahasa apa.
Di barat Ukraina, kami bisa menggunakan bahasa Ukraina, Rusia, Slovak, Romania, Po¬landia. Bahasa apapun yang anda kuasai, tidak ada yang mempermasalahkan itu.
E-Paper BANPOS Terbaru
Rusia mengatakan, alasannya menyerang karena Ukrainamau bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Bagaimana pendapat Anda?
Saya yakin jawaban ini juga bisa anda dapat di konstitusi negara manapun. Tidak ada negara manapun yang bisa memilihkan sebuah negara untuk masuk ke organisasi apapun.
Tidak ada negara manapun yang mendikte Indonesia untuk menjadi bagian ASEAN atau tidak. Tidak ada yang memaksa negara-negara di Eropa untuk jadi bagian Uni Eropa. Ini bu¬kan mengenai apakah Ukraina mau atau tidak bergabung denganNATO.
Poinnya adalah, NATO tidak pernah meminta Ukraina men¬jadi bagian dari mereka. Analog¬inya, misalkan saya datang ke sebuah universitas dan bilang saya mau jadi mahasiswa di sana. Apa yang akan mereka katakan? Oke. Saya harus me¬menuhi syaratnya. Ada aturan¬nya. Saya harus mendaftar, lalu saya akan mengikuti ujian untuk menentukan kalau saya cocok atau tidak untuk diterima jadi mahasiswa.