“Makanya warna lambang kami kuning dan biru. Sama seperti warna bendera Swedia. Kami memiliki moyang yang sama,” terang diplomat yang juga jago bahasa Mandarin ini.
Tapi, lanjutnya, moyang Ukraina bukan hanya dari Viking saja. “Ada pengaruh dari pasukan Tartar dari utara, gen kekaisaran Turki dari selatan, pasukan Mongol dari barat dan berbagai gen dari Roma. Semua menyatu dan menjadi gen asal kami, Ukraina,” paparnya.
Ia melanjutkan, dari dulu, warga Ukraina hidup di dataran. Tanahnya subur. Banyak sumber daya alam yang bisa dinikmati.
“Dulu, para pria biasanya sehabis membajak tanah dan menanaminya dengan berbagai tanaman pangan, mereka akan lanjut latihan pedang. Ini hal biasa,” tambahnya.
Kenapa malah latihan pedang usai bertani? Dubes Hamianin mengatakan bahwa Ukraina, sejak dulu, rawan diserang pihak yang iri dengan mereka.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Siapa yang tidak mau tanah sesubur Ukraina. Tentu saja akan banyak yang menyerang Ukraina, memecah belah kami. Tapi kami selalu kembali menjadi satu,” lanjutnya.
Berbagai cobaan ini, menurut dubes yang hobi bulu tangkis ini, yang menjadikan warga Ukraina pantang menyerah dan tidak mudah dijajah dan dijadikan budak. “Gen kami menolak dijajah,” tegasnya.
Menurutnya, Ukraina mirip dengan Indonesia, yang juga memiliki banyak suku dan bahasa. “Kami tidak hanya dihuni masyarakat berbahasa Ukraina, bahasa Romania, Polandia. Semua berbaur, tidak ada diskriminasi,” ungkapnya.
“Di sini ada yang berbahasa Betawi, Jawa, Batak dan Sunda. Mereka ngobrol dan saling mengerti. Di Ukraina juga seperti itu,” pungkasnya.(RM.ID)