Sementara itu, Ketua Litbang PPBI Cabang Kota Cilegon, Qiwong menjelaskan, Bonsai merupakan miniatur pohon besar yang ada di alam dengan berbagai bentuk yang disesuaikan dengan fenomena alamnya. Dikatakan Qiwong, Bonsai tidak ada istilah jadi karena Bonsai merupakan seni hidup yang tidak pernah selesai yang ditandai dengan pohon Bonsai yang masih hidup dan berkembang.
“Bonsai itu tidak ada istilah jadi, karena Bonsai merupakan seni hidup dan tidak pernah mati. Selama Bonsai itu hidup dan berkembang maka itu masih memiliki seni dan bisa memiliki nilai jual,” ujar Qiwong.
Qiwong menyampaikan, banyak cara untuk budidaya Bonsai. Bisa melalui biji, cangkok, stek dan ada juga dari alam. Kalau budidaya dari alam cukup mengekspresikan dan dibuat miniatur. Meski demikian, Qiwong menyampaikan, Bonsai bisa bersifat individual dan bisa juga bersifat universal yang ada hubungannya dengan komersial. Menurutnya, kalau Bonsai yang bersifat individual itu dapat memberikan kepuasan tersendiri dengan begitu maka Bonsai tidak memiliki standar harga Bonsai.
“Caranya banyak, bisa melalui bijian, cangkok dan stek. Tinggal bagaimana kita cara mengekspresikan. Selain itu, Bonsai bisa bersifat individual bisa jug komersial. Kalau individual hanya bersifat kepuasan seni, sedangkan komersial itu bisa dijadikan Bonsai agar memiliki nilai jual yang cukup tinggi,” ungkapnya.
Dibagian lain, Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Cilegon Nelly Evalinda mengatakan, dalam kegiatan event ini ada transaksi jual beli bonsai dan pelatihan menanam bonsai. “Dengan tujuan event ini adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
“Ini bagian dari Ekraf ya, dan kita harus support mereka terus,” tambahnya.
Dirinya berharap, pariwisata di Kota Cilegon semakin berkembang dan meningkat, dengan didasari kerjasama pemerintah dan stakeholder dan juga masyarakat. “Saling bahu-membahu dan peduli dengan lingkungannya, karena pariwisata bergantung sekali dengan lingkungan alam,” pungkasnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post