Melani kemudian menyinggung semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang mempunyai tujuan yang sangat luhur, yakni menjaga rasa persatuan dan kesatuan antar warga masyarakat dengan berbagai latar belakang.
Namun nyatanya, kata dia, untuk menjaga keragaman tidak cukup hanya dengan jargon atau simbol-simbol belaka. Simbol yang ditampilkan dalam berbagai kegiatan seringkali hanya dimaknai sebatas harfiah saja.
“Mudah-mudahan kegiatan ini tidak seperti itu, tapi dibarengi dengan sikap yang tulus muncul dari dalam hati untuk menjaga persatuan dan kesatuan,” sambung anggota Parlemen tiga periode ini.
Melani pun berpesan untuk menjadikan Festival Budaya dan Deklarasi Kebangsaan sebagai bagian dari cara masyarakat bangga sebagai anak bangsa.
“Tujuannya akhirnya tentu untuk mempertahankan negara kesatuan, menuju Indonesia yang lebih sejahtera,” ucap Melani, disambut koor “Amiin”.
E-Paper BANPOS Terbaru
Terakhir, Melani juga berpesan untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Jangan mudah terprovokasi ataupun mudah terbuai oleh berita-berita yang belum tentu benar.
“Saring dahulu berita yang kita terima, apakah itu benar atau mungkin hanya berita bohong atau hoax,” pesannya.
Melani juga meminta masyarakat mendukung pemerintah dan aparat penegak hukum yang serta bekerja sama untuk membangun kebersamaan sehingga Jakarta nyaman dan damai.
“NKRI Harga Mati! Terus cintai bangsa Indonesia! Cintai seni budaya kita! Jaga Kebhinekaan! Jaga selalu NKRI! Salam sehat dan gembira selalu!” seru Melani.
“Sebagai warga Jakarta, saya mau menutup dengan pantun. Nanti bilang cakep ya,” imbuh Melani, yang disambut tawa para hadirin.
“Madu itu manis rasanya. Manisnya bagaikan gula. Indonesia dibangun dari beribu budaya. Tugas warga untuk menjaganya,” tutur Melani, disambut tepuk tangan dan teriakan “cakep” dari hadirin.
Tak cukup satu, Melani kemudian membacakan satu pantun lagi. “Satu lagi boleh ya? Rumah indah tak berpenghuni. Redup baterai jangan ditinggalkan. Betapa indahnya negara ini. Hidup damai dalam persatuan,” tutup Melani, yang kali ini disambut seruan “luar biasa”.