Sebelum pencoblosan dimulai, sejumlah lembaga telah mengeluarkan proyeksi hasil pemilihan berdasarkan survei sebelum pencoblosan. Sebagian menempatkan koalisi Pakatan Harapan pimpinan sosok oposisi Anwar Ibrahim unggul dalam perolehan suara.
Selain itu, ada lagi yang memproyeksikan koalisi yang akan unggul adalah Barisan Nasional di bawah partai UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu).
Ada pula yang memproyeksikan Perikatan Nasional, dengan partai utama Bersatu dan PAS, bisa unggul dalam perolehan suara. Walaupun proyeksi mereka berbeda-beda, ada satu kesamaan dari hasil survei berbagai lembaga itu. Tak satu pun koalisi diperkirakan akan bisa mengumpulkan cukup suara untuk membentuk pemerintahan sendiri, tanpa harus menggandeng koalisi lain.
Pemilu dipercepat sembilan bulan dari tenggat waktu seharusnya. Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob memutuskan membubarkan parlemen dan menggelar pemilu setelah mendapat tekanan dari faksi-faksi di partainya, UMNO.(RM.ID)