Dikatakan, setiap masjid itu sebenarnya juga merupakan “Islamic Center”. Karena sejak awal Nabi Muhammad SAW membangun Masjid, mama masjid merupakan pusat segala aktivitas dakwah, sosial, dan peradaban.
Sejak awal Masjid menjadi pusat kegiata Ummat, menjadi Islamic Center, tidak hanya mengurus masalah ibadah namun kegiatan ekonomi, pendidikan, sosial, dan segala hal yang menyangkut kehidupan ummat Islam dan kemanusiaan juga diatur bermula dari masjid. Masjid menjadi center (pusat) kegiatsn Umat dan Bangsa.
Islamic centre sendiri disebut fenomena baru yang ada di Barat. Di kota-kota besar Eropa dan Amerika dan di negara-negara di mana umat Islam minoritas, disana Umar biasa mendirikan lembaga yang diberi label “Islamic Centre”.
“Sebab terminologinya baru, mempunyai daya tarik dan bobot. Selanjutnya istilah Islamic Centre sangat populer hingga juga dipakai di mana-mana termasuk di negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, seperti di Indonesia,” tuturnya.
Pada hari yang sama, sebelum menerima panitia KIJIC, HNW menerima tamu dari Universitas Al Washliyah, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Kehadiran delegasi yang dipimpin oleh Razvi itu untuk mengundang HNW hadir sebagai keynote speech dalam acara wisuda mahasiswa Universitas Al Washliyah. Wisuda akan digelar pada 13 Desember 2022. Dalam dua pertemuan tersebut dibahas juga berbagai permasalah keummatan dan bangsa.
E-Paper BANPOS Terbaru
HNW mengingatkan, pentingnya kolaborasi serta peran peradaban berkeunggulan dari Islamic Center dan Universitas Islam untuk koreksi Islamophobia, sekaligus sebagai bukti Islam yang memang rahmatan lil alamin dan kontribusi berkelanjutan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat dan bangsa.(RM.ID)