“Senang karena ini lebih mudah dan murah. Kalau di sini gas elpiji bisa Rp23 ribu per tabung, dan susah,” tuturnya.
Sementara, di Desa Sidomulyo, Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan untuk aliran listrik warga didapat dari pembangkit listrik tenaga mikrohodro (PLTMH).
“Ada dua PLTMH bantuan dari Pak Ganjar di tahun 2022 itu di dusun parakandowo, dan yang satu ini sudah lama tapi rusak dan diperbaiki di tahun 2019 lalu,” ungkapnya.
Listrik yang dihasilkan, tambah dia, digunakan untuk keperluan penerang jalan, lokasi wisata, fasilitas umum, dan rumah tangga.
“Total ada 80 kepala keluarga, dan sarana prasarana umum seperti balai desa, masjid, sekolah dan tempat wisata,” tutur dia.
E-Paper BANPOS Terbaru
Yuli, warga Desa Sidomulyo memanfaatkan aliran listrik tersebut untuk keperluan rumah tangga sekaligus usaha menjahit.
“Iya untuk seluruh rumah dan usaha menjahit ini. Karena lebih murah, cukup Rp 20 ribu per bulan,” bebernya.
Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pengembangan EBT terus dilakukan. Salah satunya dengan program “Jelajah Energi” oleh Dinas ESDM. Program itu untuk menelisik sekaligus kampanye penggunaan EBT, baik di masyarakat maupun perusahaan.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menyampaikan bahwa Jelajah Energi sudah kali kedua dilaksanakan.
Kali ini ada 7 lokasi yang didatangi. Yakni, CV Jaya Setia Plastik (Demak), PT Djarum (Kudus), Biogenic Shallow (Karanganyar), PLTSa Putri Cempo (Solo), PT Sarihusada Generasi Mahardika (Klaten), PT Tirta Investama (Klaten), dan PLTMH Ngesrepbalong (Kendal).
“Sesuai dengan komitmen Pak Gubernur, kita akan terus mengembangkan energi baru dan terbarukan di Jateng,” tandasnya.(RM.ID)