Tidak hanya Indonesia, se¬jumlah negara juga mulai me¬nyampaikan proposal untuk pemanfaatan pandemic fund yang bentuknya berupa grant, atau tidak memiliki bunga ini. Sejauh ini, ada 300 proposal yang siap dikirimkan.
Selain itu, Ani mengungkap¬kan, Pemerintah Indonesia ikut berpartisipasi sebesar 50 juta dolar AS dalam penyediaan dana pandemi.
Sebagai Presidensi G20 tahun 2022 ini, Indonesia memimpin Satgas Gabungan Keuangan dan Kesehatan atau JFHMM yang berisi menteri keuangan dan menteri kesehatan dari negara anggota G-20.
Dalam pandangannya, nilai 50 juta dolar AS ini memang jauh di atas dari share Indonesia dalam ekonomi dunia.
Namun, hal ini menjadi wu¬jud komitmen Indonesia, yang saat ini memegang Presidensi G20.
Seluruh negara anggota G-20 meminta tata kelola dari dana ini harus lebih inklusif serta memberikan perhatian kepada negara-negara berpendapatan terendah dan negara-negara berkembang terkait pengembangan kapasitas untuk kesiapsediaan pandemi. “Ini deliverables yang sangat baik dan sangat konkret. Menunjukkan komitmen kuat dan kolaborasi dari semua negara anggota G-20 yang didukung oleh organisasi internasional dan komitmen yang berasal dari banyak organisasi filantropi,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Dari kajian yang dilakukan untuk penanganan pandemi, dibutuhkan dana 10 miliar dolar AS. Saat ini telah terkumpul dana sebesar 1,4 miliar dolar AS untuk penanganan pandemi. Artinya, sudah terlampaui.
Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya sinergi antara sektor finansial dan keuangan.
Sebab, dalam 20 tahun terakhir, pandemi memberikan dampak besar ke perekono¬mian.
Misalnya, pada 2003, ketika terjadi wabah flu burung, ekonomi terdampak hingga 50 miliar dolar AS. Kemudian, wabah ebola di tahun 2014 mem¬berikan dampak ekonomi hingga 50 juta dolar AS.
“Aasan G20 saat dibentuk tahun 2008 yang pada awal sepenuhnya adalah permasalahan ekonomi sekarang juga memper-hatikan permasalahan kesehatan. Alasannya adalah krisis keseha¬tan membawa dampak ekonomi yang sangat signifikan secara global,” ucap BUDI.(RM.ID)
Discussion about this post