Nah, untuk menyatakan kecintaan terhadap bangsa dan Tanah Airnya, seharusnya masyarakat mampu menunjukkan kecintaannya pada suku-suku lainnya.
“Kita harus mampu mencintai berbagai suku yang ada di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke,” ingat Melani.
Melani menilai, pentas seni yang dipertunjukkan melalui seni silat ini sudah menggambarkan masyarakat yang berperilaku nilai-nilai kebangsaan.
Kebersamaan dalam pelaksanaan acara tentu melalui proses gotong royong, dan pertunjukan seni silat ini merupakan refleksi dari nilai-nilai tersebut.
“Semoga even ini dapat mengurangi perbedaan yang dirasakan oleh masing-masing orang, kelompok atau masyarakat, dan semua telah disatukan menjadi bangsa Indonesia,” harap anggota Parlemen tiga periode ini.
Selain itu, acara Milad ke 7 Sanggar Beksi Akar Pinang Pentas Seni Silat Tradisional Se-Jabodetabek ini diharapkan Melani bisa menangkal arus modernisasi yang membawa efek negatif dengan budaya-budaya asing, yang bukan merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
“Jadi harus kita dukung ya,” seru Melani disambut tepuk tangan riuh para hadirin.
Tak hanya itu, Milad yang diwarnai dengan berbagai acara ini juga dinilai dapat mengembangkan potensi budaya daerah Betawi.
“Pentas seni silat tradisional ini juga sebagai bentuk apresiasi dan langkah konkret kita dalam melestarikan warisan budaya, khususnya seni budaya tradisional Betawi, yang telah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia,” tuturnya.
Yang terpenting, sambung Melani, pesan-pesan dalam acara ini juga dapat tersampaikan ke masyarakat.
“Tidak hanya sebagai tontonan, tapi juga harus bisa menjadi tuntunan pada kehidupan sehari-hari,” imbau Melani.
Mengakhiri sambutannya, Melani melontarkan empat buah pantun.
“Jalan-jalan ke kota tua. Tak lupa menaiki kuda. Indonesia punya banyak budaya. Sudah semestinya kita menjaganya,” ucap Melani, yang diikuti koor “cakep” dari para hadirin.
“Naik kuda keliling kota. Tak lupa juga pakai sepatu. Beribu-ribu budaya kita. Harus dijaga sepanjang waktu,” sambungnya, melanjutkan pantun kedua.
Discussion about this post