“Satu hal yang perlu diingat, masa depan tidak hadir secara tiba-tiba. Masa depan dibentuk, dibangun dan ditentukan oleh apa yang kita lakukan pada saat ini. Masa depan bangsa dan negara dicapai melalui tahapan pembangunan, dengan melewati berbagai tantangan kebangsaan, dan berproses melalui dinamika zaman,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, derasnya laju modernitas zaman telah menghadirkan berbagai lompatan kemajuan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Menurut catatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia hingga Juni 2022 tingkat penetrasi internet Indonesia sudah mencapai angka 77,02 atau mencapai lebih dari 210 juta user, dan pengguna internet aktif didominasi oleh generasi muda.
“Meskipun kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta pemanfaatan internet pada semua lini kehidupan, telah menawarkan banyak kemudahan dan efisiensi, namun di sisi lain kita juga harus menyadari, bahwa jika tidak bijaksana dalam menyikapi kemajuan teknologi tersebut, selain dapat menghadirkan sebuah kemubaziran, juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yang merugikan,” terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, kemubaziran tersebut dapat dilihat dari fakta bahwa besarnya angka penetrasi internet oleh generasi muda ternyata tidak berbanding lurus dengan pemanfaatan yang optimal. Sebagian besar generasi muda menggunakan internet untuk media sosial dan jejaring sosial, dan bukan hal yang produktif. Selain kemubaziran, pesatnya kemajuan teknologi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif, misalnya lahirnya generasi yang cenderung bersikap individual dan ‘anti sosial’.
“Kita memang tidak boleh anti terhadap budaya dan peradaban asing, tapi kita juga harus selektif untuk memilih yang positif. Sehingga generasi muda kita tidak menjadi ‘lost generation’, generasi yang linglung, generasi yang tercerabut dari akar budayanya sendiri. Kita juga tidak ingin, kemajuan teknologi dan modernitas peradaban dicapai dengan mengorbankan nilai-nilai luhur, jati diri, dan budaya bangsa,” pungkas Bamsoet.(RM.ID)
Discussion about this post