Secara spasial, seluruh daerah di Indonesia juga melanjutkan pertumbuhan positif pada Triwulan III-2022.
Meski masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa, yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 56,30 persen.
Kelompok provinsi di Pulau Sulawesi, mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 8,24 persen secara (yoy). Industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian menjadi sumber pertumbuhan utama.
Prospek ekonomi Indonesia diperkirakan semakin cerah. Ini tercermin dari berbagai leading indicators, seperti indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terus berada di level optimis.
Sejalan dengan itu, aktivitas dunia usaha juga semakin bergeliat. Ini tergambar dari level Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia pada September 2022, yang kembali melanjutkan level ekspansif selama 14 bulan beruntun, dengan berada di tingkat 51,8.
Nilai PMI Indonesia juga tercatat lebih tinggi dibanding negara-negara di ASEAN lainnya. Seperti Thailand (51,6), Vietnam (50,6), Malaysia (48,7), dan Myanmar (45,7).
Kebijakan dan strategi pemerintah akan diarahkan untuk menjaga keseimbangan, antara mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, dan tetap menjaga inflasi di level yang stabil.
Kebijakan fiskal masih menjadi instrumen utama sebagai shock absorber. Sementara stabilitas harga akan dijaga melalui Program kebijakan 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
“Untuk jangka menengah panjang, pemerintah akan terus memperkuat fundamental ekonomi bangsa melalui peningkatan kualitas SDM, dan melanjutkan reformasi struktural,” tutur Airlangga, saat menjelaskan strategi pemerintah ke depan, dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Dengan resiliensi perekonomian domestik yang masih tetap terjaga hingga Triwulan III-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap berada di atas level 5 persen pada Triwulan ke-IV tahun 2022. Serta mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada sesi tanya jawab dengan awak media, Airlangga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2022 ini dapat menjadi bekal yang cukup kuat, untuk menghadapi potensi resesi global di 2023.
Discussion about this post