BALI, BANPOS - Warga Bali mulai dimanjakan akses 5G, sebuah layanan data yang disediakan oleh pemerintah dan operator seluler untuk mendukung pelaksanaan KTT G20. Asal tahu saja, layakan 5G bisa 100 kali lebih cept dari 4G. Nurlia Eka Putri misalnya. Dia kini tak lagi galau saat mengamati laman media sosial pribadinya. laman instagramnya tidak lagi lemot begitu diusap. “Sekali klik langsung menuju halaman profil utama,” ujarnya sumringah. Akses layanan bebas hambatan itu bernama 5G atau konektivitas generasi kelima yang mulai gencar dikembangkan di Indonesia. Eka yang tinggal berjarak 10 kilometer dari lokasi puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua mampu merasakan manfaat kecepatan akses internet. “Usaha online saya di Instagram pun bisa berkembang,” kata Eka, Sabtu (5/11), yang kini menjalani bisnis kudapan. Kisah Eka di Jimbaran menjadi sepotong cerita keunggulan koneksi 5G yang mulai dirasakan masyarakat. Bali menjadi salah satu daerah yang mendapat prioritas layanan 5G seiring pelaksanaan pertemuan puncak Presidensi G20 pada 15-16 November 2022. Dalam dua tahun terakhir, pemerintah menyiapkan landasan transisi jaringan menuju 5G. Operator telekomunikasi menyambutnya dengan meningkatkan pita koneksi. Telkomsel, misalnya menambah 24 Base Transceiver Station (BTS) jaringan 5G pada Agustus 2022 demi memperlancar komunikasi para delegasi. Perusahaan BUMN itu menambah 46 BTS 4G/LTE dan mengoperasikan lima Compact Mobile BTS (COMBAT) guna mengantisipasi potensi lonjakan lalu lintas komunikasi di sejumlah area konferensi. Adapula perusahaan swasta XL Axiata yang mengoperasikan layanan 5G di 17 titik di Bali untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20. Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum Doni Ismanto Darwin berharap pelaksanaan KTT G20 di Bali dapat menjadi momentum penerapan jaringan 5G secara massal di Indonesia. “Jaringan 5G bakal memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” kata Doni. Tak cuma untuk memperlancar akses seperti yang didapat Eka, 5G dapat mewujudkan gagasan besar pemerintah: mendorong transformasi digital di Tanah Air. “Dengan kecepatan yang tinggi, aplikasi yang menuntut koneksi cepat dapat dijalankan dengan baik,” ujar Doni.<!--nextpage--> Isu transformasi digital ini juga menjadi salah satu isu utama yang dibawa Pemerintah Indonesia pada Presidensi G20 2022, selain transisi energi terbarukan dan berkelanjutan serta isu artistektur kesehatan global. Sebagai pengembangan teknologi 4G, jaringan 5G memang memiliki lebih banyak keunggulan dibanding pendahulunya. Kecepatan ideal 5G dapat mencapai 10 Gbps (gigabits per second) dengan jeda waktu pengiriman data sekitar 4-5 milidetik, sementara 4G maksimal hanya bisa mencapai 100 Mbps. Latensi jaringan 5G pun sangat rendah, hampir nol, sehingga sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan umpan balik realtime. Kualitas koneksi pun tak akan menurun meski banyak perangkat yang terhubung —perihal yang menjadi kekurangan jaringan 4G. Dengan beragam keunggulan tersebut, lanjut Doni, jaringan 5G bakal membuat kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. “Karena teknologi 5G bisa diterapkan di luar komunikasi, seperti kesehatan dan transportasi serta sektor Internet of Things (IoT) lain,” katanya. Warga Bali mulai dimanjakan akses 5G, sebuah layanan data yang disediakan oleh pemerintah dan operator seluler untuk mendukung pelaksanaan KTT G20. Asal tahu saja, layakan 5G bisa 100 kali lebih cept dari 4G. Nurlia Eka Putri misalnya. Dia kini tak lagi galau saat mengamati laman media sosial pribadinya. laman instagramnya tidak lagi lemot begitu diusap. “Sekali klik langsung menuju halaman profil utama,” ujarnya sumringah. Akses layanan bebas hambatan itu bernama 5G atau konektivitas generasi kelima yang mulai gencar dikembangkan di Indonesia. Eka yang tinggal berjarak 10 kilometer dari lokasi puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua mampu merasakan manfaat kecepatan akses internet. “Usaha online saya di Instagram pun bisa berkembang,” kata Eka, Sabtu (5/11), yang kini menjalani bisnis kudapan. Kisah Eka di Jimbaran menjadi sepotong cerita keunggulan koneksi 5G yang mulai dirasakan masyarakat. Bali menjadi salah satu daerah yang mendapat prioritas layanan 5G seiring pelaksanaan pertemuan puncak Presidensi G20 pada 15-16 November 2022. <!--nextpage--> Dalam dua tahun terakhir, pemerintah menyiapkan landasan transisi jaringan menuju 5G. Operator telekomunikasi menyambutnya dengan meningkatkan pita koneksi. Telkomsel, misalnya menambah 24 Base Transceiver Station (BTS) jaringan 5G pada Agustus 2022 demi memperlancar komunikasi para delegasi. Perusahaan BUMN itu menambah 46 BTS 4G/LTE dan mengoperasikan lima Compact Mobile BTS (COMBAT) guna mengantisipasi potensi lonjakan lalu lintas komunikasi di sejumlah area konferensi. Adapula perusahaan swasta XL Axiata yang mengoperasikan layanan 5G di 17 titik di Bali untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20. Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum Doni Ismanto Darwin berharap pelaksanaan KTT G20 di Bali dapat menjadi momentum penerapan jaringan 5G secara massal di Indonesia. “Jaringan 5G bakal memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” kata Doni. Tak cuma untuk memperlancar akses seperti yang didapat Eka, 5G dapat mewujudkan gagasan besar pemerintah: mendorong transformasi digital di Tanah Air. “Dengan kecepatan yang tinggi, aplikasi yang menuntut koneksi cepat dapat dijalankan dengan baik,” ujar Doni. Isu transformasi digital ini juga menjadi salah satu isu utama yang dibawa Pemerintah Indonesia pada Presidensi G20 2022, selain transisi energi terbarukan dan berkelanjutan serta isu artistektur kesehatan global. Sebagai pengembangan teknologi 4G, jaringan 5G memang memiliki lebih banyak keunggulan dibanding pendahulunya. Kecepatan ideal 5G dapat mencapai 10 Gbps (gigabits per second) dengan jeda waktu pengiriman data sekitar 4-5 milidetik, sementara 4G maksimal hanya bisa mencapai 100 Mbps. Latensi jaringan 5G pun sangat rendah, hampir nol, sehingga sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan umpan balik realtime. Kualitas koneksi pun tak akan menurun meski banyak perangkat yang terhubung —perihal yang menjadi kekurangan jaringan 4G. Dengan beragam keunggulan tersebut, lanjut Doni, jaringan 5G bakal membuat kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. “Karena teknologi 5G bisa diterapkan di luar komunikasi, seperti kesehatan dan transportasi serta sektor Internet of Things (IoT) lain,” katanya.(RM.ID)<!--nextpage-->
Discussion about this post