Dengan Hastabrata, kepemimpinan tidak bisa lepas dari lingkungan kehidupan itu sendiri. “Hastabrata melambangkan kepemimpinan yang melekat aktif positif dalam kehidupan sehar-hari,” ujarnya.
Pada malam hari ada kepemimpinan, sebagaimana bulan dan bintang. Pada siang hari ada kepemimpinan terus menghangatkan kehidupan, yaitu matahari. Di mana pun kita berada ada kepemimpinan yang bisa menerima semuanya tapi bermanfaat seperti bumi.
Dalam kondisi apapun, kepemimpinan akan hadir dan terus menjaga kehidupan seperti air dan samudra raya. Kepemimpinan juga harus mengayomi dan memberikan keteduhan, seperti awan di langit.
Kepemimpinan juga harus berani menegakkan prinsip kehidupan dengan memberikan sangsi bila ada kesalahan, laksana api.
“Jadi, sangat penting bagi para pegiat dakwah dan pecinta budaya Jawa, untuk membumikan kepemimpinan dalam konteks dakwah dengan merujuk pada Hastabrata,” tutur HNW.
Maka, HNW menambahkan, strategi pengukuhan budaya dalam dakwah dan kepemimpinan bisa dilakukan dengan memaksimalkan dan menguatkan partai politik yang mempunyai visi dan komitmen terhadap lestari dan dipraktekkannya nilai-nilai kejawaan sekaligus keislaman yang sudah direkomendasikan para wali, sunan, para pujangga, juga tokoh seperti Ki Hadjar Dewantara.
Sehingga di antara kegiatan utama partai politik adalah untuk menghasilkan pemimpin yang dengan ethikanya siap berada di depan, di tengah, maupun di belakang.
Strategi budaya yang baik juga ketika kita menjadi partner yang menguatkan peran budaya partai politik, sehingga partai politik tidak hanya berkutat dengan demokrasi prosedural apalagi sekedar jadi ajang perebutan kekuasaan.
Tetapi, lanjutnya, partai politik akan hadir sebagai entitas moral, religius, berkeadaban sehingga semakin korelatif dengan budaya Jawa dan Islam di negara Indonesia.
Sehingga melalui partai politik dengan visi seperti itu bisa dihadirkan kepemimpinan yang tidak terbelah antara kejawaan, keislaman, dan keindonesiaan.
“Kolaborasi ketiganya sebagaimana diajarkan para wali, pujangga dan tokoh-tokoh bangsa sebagaimana di atas, sudah menjadi bagian dari fakta sejarah yang menghadirkan harmoni, dan menjadi pilar yang menjaga dan menguatkan kehidupan di NKRI,” pungkasnya.(RM.ID)
Discussion about this post