Dikatakannya, untuk meminimalisasi hal tersebut, pihaknya menyarakan para Kepala Desa yang wilayahnya ada lokasi tambang dan cut and fill (pembukaan lahan) supaya menghentikan kegiatan tersebut.
“Baiknya para kepala desa menghentikan segala bentuk aktivitas yang dimungkinkan merusak alam lingkungan, seperti tambang ilegal maupun pembukaan lahan hutan. Ya seperti yang di lakukan oleh kepala Desa Kujangsari Kecamatan Cibeber melalui para kasepuhan,” harapnya.
Didin menjelaskan, kegiatan PETI dan pembukaan lahan itu jelas erat kaitannya dengan derasnya aliran sungai.
“Saya tau, kegiatan PETI yang di lokasi TNGHS blok Cikidang itu dampak air mengalirnya itu bermuara ke sungai Cibareno. Sedangkan PETI yang di blok Cirotan, Cimari masuk ke Cipamancalan itu bermuara di kali Cimadur. Juga PETI di blok Pasir Gombong, kali Cikaret dan blok Tihang satu, Tihang dua semua bermuara dan tumpah ke Cimadur, jadi jelas dampak terbesarnya dari kegiatan PETI yang tak memikirkan dampak lingkungan,” paparnya.
Terpisah, informasi petang kemarin juga telah terjadi luapan kali Cilaki di daerah Kecamatan Sajira yang menyebabkan jembatan di Sajira terputus oleh luapan derasnya kali, Hingga malam BANPOS belum mendapatkan informasi yang terdampak di sana.(WDO/ENK)
E-Paper BANPOS Terbaru