Berdasarkan hasil koordinasi dengan bagian data, Nenek Sereah belum masuk ke dalam data DTKS dan belum terdaftar bantuan apapun kecuali BPJS PBI. Rencana tindak lanjut pencetakan Kartu BPJS, usulan data DTKS, usulan Bansos dan RTLH.
Sementara itu hasil assessment Ibu Miah tinggal sendiri di rumahnya, memiliki satu orang anak a.n Mian yang sudah berkeluarga dan tinggal di Pejaten Serang, setiap satu bulan sekali Mian menjenguk Ibu Miah. “Keseharian Ibu Miah membantu bersih-bersih di pondok pesantren Nurul Huda (belakang SMAN 3 Cilegon), suka dikasih makan, uang jajan, ataupun sembako,” ujarnya.
Memiliki MCK, akan tetapi tidak memiliki sumber air di rumah nya, Ibu Miah terkadang mengangkut air ataupun nyelang dari rumah depan, yakni rumah keponakannya. “Pernah mendapat bantuan sembako 2 tahun yang lalu (2 kali pencairan ), setelah itu sampai dengan sekarang belum tersalurkan lagi. BPJS Ibu Miah sudah aktif APBN, akan tetapi belum dicetak,” ujarnya.
Hasil koordinasi dengan bagian data sudah masuk di data DTKS, terdaftar mendapat bantuan BPNT Reguler, pencairan 3 bulan sekali. (hasil pengecekan yang seharusnya sudah pencairan terakhir pada bulan Februari 2022 melalui kantor pos). Rencana tindak lanjut pencetakan kartu BPJS
Update KK yang terbaru (barcode), usulan RTLH Konfirmasi ke RT, kelurahan dan pihak terkait mengenai bantuan BPNT.
Menanggapi masih banyaknya warga kurang mampu di Kota Cilegon yang belum mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon maupun dari wakil rakyat mendapat sorotan tajam dari kalangan mahasiswa.
Sekbid Advokasi dan Aksi Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Cilegon (PP IMC), Arifin Solehudin mengatakan bahwa Kota Cilegon memiliki indeks tingkat kemiskinan dengan jumlah 19.000 warga atau 4,2 persen, data tersebut didapat dari DTKS yang dimiliki Dinas sosial per bulan Juli tahun 2022.
“Kota Cilegon dengan jumlah APBD yang begitu besar seharusnya mampu menanggulangi tingkat kemiskinan yang ada di Kota Cilegon, dan kalau dilihat dari data tersebut ini menunjukan Pemerintah Kota Cilegon belum serius menanggulangi kemiskinan yang ada, jadi masyarakat juga menanyakan keseriusannya, nenek Miah, nenek Sere’ah dan ibu Rofiah adalah bukti kongkrit ketidak seriusan Pemerintah Kota Cilegon,” tegasnya.
Discussion about this post