“Sebagai generasi yang optimis kita dapat mempertahankan demokrasi sebagai sebuah sistem. Dan bagaimana kita mendorong agar demokrasi semakin matang, sehingga ada kebebasan, tanggung jawab, dan sekaligus kita bisa menumbuhkan kreativitas berpikir dan produktif serta menjauhi hal yang disruptif,” terangnya.
“Adik-adik harus perjuangkan juga untuk menjaga demokrasi karena sistem demokrasilah yang menjadikan kita memiliki kebebasan berfikir, berekspresi, dan beraktivitas. Jangan jadi bagian yang anti demokrasi, karena negara anti demokrasi dapat menghambat kreativitas bahkan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wamen ATR mengimbau kepada generasi muda untuk menikmati dan memanfaatkan momentum sebagai mahasiswa di bangku perkuliahan dengan tiga hal, yaitu buku, cinta, dan pesta.
Dikatakan, buku adalah simbol kebebasan akademik, sementara universitas merupakan wadah semua konsep, gagasan, dan ide dapat dikontestasi. Dengan demikian dapat membentuk dan menghasilkan penelitian yang berkualitas. Di samping itu juga, mengantarkan para mahasiswa untuk berpikir dengan gagasan yang luar biasa.
“Jadi kalian harus baca buku, kembangkan wawasan, cakrawala membaca literatur apa saja karena buku adalah jendela duniA,” sebut Raja.
Sementara itu, pesta yang ia maksud dalam pengertian ini adalah para mahasiswa harus menjadi kelompok yang tidak berpikiran sempit, pesimis, dan tidak merayakan kehidupan. Tentu, sebagai generasi optimis, para mahasiswa harus berbangga dengan diri sendiri, merayakan capaian yang didapat baik secara akademik maupun sosial.
“Dengan demikian, saya berharap dan mengajak Adik-adik semua sebagai bagian dari elite bangsa ini, masa depan indonesia ada di tangan kalian. Ruangnya sudah dibuka, kita sekarang pada rail yang tepat, menjadi negara 16 terbesar, menjadi pemimpin G20 dan 2045 kalian akan menjadi bagian dari negara yang kuat,” pungkasnya. (RMID)
Discussion about this post