“Bagi mereka, ketika mereka menghadapi tim dengan penguasaan bola lebih banyak, maka rencana mereka berjalan cukup baik. Tetapi mereka tidak selalu berhadapan dengan lawan seperti itu,” tegas eks pelatih Borussia Dortmund ini.
Sementara, Pelatih Tottenham, Antonio Conte sudah memetakan situasi ini. Jadi sejak awal dia meminta para pemain Tottenham bermain secara kolektif terutama saat bertahan, dan mengandalkan serangan balik cepat.
Conte mengaku puas melihat wajah-wajah sedih para pemain Liverpool di Anfield. The Lilywhites – julukan Tottenham, membutuhkan poin demi bersaing dengan Arsenal di empat besar. Sementara Liverpool butuh angka penuh untuk menjaga posisi di puncak klasemen.
“Ini langkah pertama untuk menjadi tim yang sangat bagus. Anda harus stabil, mengatasi ujian di Anfield sangat penting bagi kami. Saya senang ada sedikit kekecewaan di mata mereka, berarti kami berada di jalur yang benar,” kata Conte.
Conte juga puas dengan pe nampilan anak asuhnya. Pelatih asal Italia itu menuyebut, pemainnya tampil disiplin dalam bertahan, dan tenang kala membangun serangan. “Saya merasa mereka harus senang dengan penampilan mereka.
Saya meminta sebelum laga agar mereka kuat bertahan, dan kami mempersiapkan pertandingan dengan sangat baik,” ujarnya.
“Juga saya minta agar mereka berani menguasai bola, unuk menunjukkan keberanian dan kepribadian. Dan setiap kami melakukan ini, kami menciptakan masalah bagi Liverpool,” papar eks Pelatih Chelsea dan Inter Milan tersebut.
Bukan tanpa dasar, Tottenham memang selalu berhasil mengalahkan Liverpool. Dari dua pertemuan di Liga Inggris musim 2021/2022, Spurs-sebutan Tottenham- selalu membuat Liverpool gigit jari karena gagal meraih poin penuh.
Tottenham berada di peringkat kelima dengan 62 poin, terpisah satu angka dengan Arsenal di posisi keempat dengan tabungan satu laga.
Liverpool masih memuncaki klasemen, dengan poin sama (83) dengan Manchester City. (RMID)
Discussion about this post