Sementara itu, Wakil Walikota Cilegon, Sanuji Pentamarta, mengatakan bahwa dirinya tidak merasa bahwa terjadi perseteruan antara dia dengan Walikota Cilegon. Menurutnya, hubungan antara dia dengan Helldy dalam kondisi yang baik.
“Ya kalau akang melihatnya bagaimana? Pernah berantem enggak? Tonjok-tonjokkan enggak? Kan enggak. Kalau masyarakat menganggapnya harmonis, berarti kami harmonis. Kalau masyarakat menganggap bahwa kami masih belum sukses, ya kami harus mawas diri,” ujarnya sembari tertawa saat dikonfirmasi BANPOS.
Menurutnya, saat ini yang lebih penting adalah bagaimana penilaian masyarakat terhadap kepemimpinan dirinya dengan Helldy. Sebab bagaimanapun, yang saat ini harus dikejar ialah kepuasan dari masyarakat Cilegon.
“Sekarang yang lebih penting ditanya adalah publik, publik gimana menilainya. Masyarakat menilai seperti apa pemerintahan ini. Supaya politik ini produktif, politik kita mengarah pada kepuasan masyarakat,” terangnya.
Namun, ia mengatakan bahwa meskipun dia dan Helldy merupakan satu kesatuan, akan tetapi segala keputusan tetap ada di tangan Helldy selaku Walikota. “Saya kan hanya Wakil Walikota, yang mengambil keputusan kan pak Walikota, keputusan, tanda tangan, SK, Ketetapan, kan beliau yah,” ucapnya.
Terpisah, eks Walikota Cilegon periode 2010-2017, Tb. Iman Ariyadi, membantah bahwa dirinya kerap melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang tengah dipimpin oleh Helldy dan Sanuji. Apalagi Helldy dan Sanuji sama sekali bukan sosok yang diusung oleh Partai Golkar.
“Saya tidak pernah intervensi apa-apa kok. Apalagi sekarang Walikota sama Wakil kan bukan urusan saya sekarang, bukan dari Partai Golkar. Makanya saya bingung, intervensi apaan yang dimaksud? Wong saya tidak pernah intervensi,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS.
Menurutnya, yang saat ini dirinya lakukan sebagai mantan Walikota Cilegon dua periode, hanya memberikan kritik dan masukan saja sebagai putra daerah, bukan memainkan peran sebagai raja diantara raja-raja lainnya yang ada di Kota Cilegon.
Discussion about this post