“Sapi satu ekor, kambing dua ekor dibagikan sesuai dengan kuota yang ada. Beratnya ini sekitar 200 kilogram dan kita bagi untuk masyarakat di daerah sekitar,” katanya.
Menjadi kecamatan pertama yang melakukan pemotongan hewan kurban, Nuri mengatakan bahwa kecamatan juga memiliki kewajiban untuk berbagi. Terlebih, dengan melaksanakan kurban ini juga menjadi salah satu ajang silaturahmi dan menyatukan masyarakat dalam kebersamaan Idul Adha.
“Kami berusaha, paling tidak ini tonggak awal bahwa kecamatan juga memiliki kewajiban dan memiliki hal yang sama untuk berbagi kepada masyarakat, apalagi ini menyatukan,” terangnya.
Sementara itu, penggunaan besek diharapkan dapat ditiru oleh masyarakat khususnya di Kecamatan Kasemen yang akan melaksanakan kurban dan perayaan lainnya. Selain mendukung dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, penggunaan besek ini juga menjadi salah satu aksi dalam menjaga lingkungan, agar tidak ada lagi sampah plastik yang berserakan.
“Ini salah satu teladan untuk masyarakat, bahwa kecamatan telah memulai menggunakan besek terutama di hari besar Idul Adha ini. Besok masyarakat tinggal disosialisasikan, waktunya kita menggunakan besek dalam kegiatan yang sifatnya perayaan agar tidak menggunakan plastic,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa melalui SE Walikota tentang pengurangan penggunaan plastik disebut efektif untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat. Dimana, melalui SE tersebut, merupakan titik awal menumbuhkan kesadaran masyarakat yang dimulai dari Kecamatan Kesemen melakukan kurban dengan menggunakan besek, tidak menggunakan plastik.
“Di wilayah Kecamatan Kasemen ini kan ada 7 hari tahlilan, hari besar Islam lainnya dan ini kita akan terus imbau masyarakat agar terus mengurangi penggunaan plastik. Surat edaran Walikota ini memang sangat efektif untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat,” tandasnya. (MUF/AZM)
kepsyennya
Walikota Serang, Syafrudin, saat memberikan daging hewan kurban yang dibungkus besek kepada masyarakat, di Kecamatan Kasemen, Selasa (12/7)
Discussion about this post