Bersama kelompok masyarakat KSM Sehati Maju Bersama, Chandra Asri mengelola IPST ASARI yang mampu menampung hingga 8.000 kg sampah plastik perbulan dan mengolahnya dalam mesin pirolisis dengan kapasitas 100kg/batch. Selain berasal dari program SAGARA, bahan baku sampah plastik yang dipasok ke IPST ASARI juga berasal dari sampah rumah tangga warga sekitar dan sampah perkantoran dari Site Office Chandra Asri.
Hingga Mei 2022, fasilitas IPST ASARI telah berhasil mengalihkan 12.816 kg sampah plastik dari TPA dan mengubahnya menjadi 4.936 liter BBM Plas melalui proses pirolisis. Selain itu, 10 lapangan kerja tercipta serta sebanyak 2.898 orang telah menerima manfaat dari keberadaan fasilitas pengolahan sampah ini.
“Berbagai inisiatif keberlanjutan yang dilakukan oleh Chandra Asri ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap Pemerintah yang telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025 serta Pengurangan 70 persen sampah plastik laut pada tahun 2025,” tutup Edi Rivai.
Sementara itu, Ketua KSM Sehati Maju Bersama, Murad M Yasin mengaku pada tahun 2017 menerima pembinaan dari Pemerintah Provinsi Banten untuk memperdayakan masyarakat dalam mengelola sampah organik untuk pembuatan kompos. Lantaran ada kendala pengelolaan sampah itu tidak lanjut dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, Yasin bertemu dengan pihak PT Chandra Asri dan melakukan pembinaan hingga membangun gedung untuk pengelolaan sampah plastik untuk dijadikan bahan bakar dan hingga sekarang masih bisa dilakukan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Menurut M Yasin, sampah plastik menjadi senjata masalah dilingkungan masyarakat. Lantaran sampah plastik tidak mudah terurai sehingga perlu penanganan khusus. Salah satunya yakni pengelolaan sampah melalu IPST ASARI tersebut.
Melalui program IPST ini, M Yasin menyampaikan pihaknya hanya membutuhkan waktu sembilan jam untuk memusnahkan sampah plastik 100 kilogram dan menjadi tiga jenis BBM. Seperti minyak tanah, solar dan bensin.
Lebih lanjut M Yasin menyampaikan, dalam seminggu pihaknya melakukan dua kali proses sampah menjadi bahan bakar tersebut. Tga jenis bahan bakar dari sampah itu diberikan kepada para nelayan yang ada di pesisir lantaran para nelayan itu berkontribusi membersihkan sampah yang ada di pesisir.