Mengutip nasehat dan pesan penting dari salah satu Pembina DPW KESTI TTKKDH (Abang Nunung Syaifuddin) baru-baru ini disampaikan dalam kalimat mutiaranya yaitu:
“Mengisi Ruang Yang Kosong dan Menutup Celah Lubang Yang ada”.
Kalimat mutiara ini ternyata merupakan filisofi cerdas dari sang Pembina (Abang Nunung) dalam intelektualismenya sebagai berikut:
1. “Kesempurnaan” tak ada lain hanya milik Tuhan (Gusti Allah SWT). Bukan milik Makhluk termasuk makhluk Tuhan yang paling sempurna sekalipun.
2. Diperlukan sebuah Tata Kelola secara Cermat dan Cerdas bagi seorang Pemimpin, Pimpinan, dan atau Kepengurusan didalam rumah besar organisasi KESTI TTKKDH sehingga terjaga sebuah keseimbangan baik secara struktur maupun kultural.
3. Di dalam rumah besar organisasi KESTI TTKKDH tidak ada perpecahan melainkan keperbedaan yang ada, diantaranya: Beda pikiran, beda karakter, beda perasaan, beda pendapat, bahkan juga beda-beda pendapatan. Semua keperbedaan seperti ini pasti ada dalam organisasi apapun, apalagi sekelas organisasi kultur sebesar KESTI TTKKDH.
Kembali pada filosofi:
“Mengisi Ruang Yang Kosong dan Menutup celah Lubang Yang Ada” sekaligus memahami siratan makna yang terkandung didalamnya maka yakinkan bahwa melalui ketersedian segala sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang ada, termasuk ketersediaan infra struktur beserta Supra strukturnya baik pada tempo dulu, kini dan ke depan, maka proses moderasi Kebesaran Rumah Organisasi KESTI TTKKDH adalah sebuah Keniscayaan (bukanlah hal yang mustahil) dan tak akan lekang dimakan jaman termasuk dalam lintas generasi sekalipun.
Artinya bahwa ketika organisasi didalamnya terdapat kekurangan power, maka sebaiknya dari sisi yang kurang itu dilakukan saling isi atas kekosongan kekuatan tersebut. Rumah besar organisasi KESTI TTKKDH dalam proses moderasi nya tidak saja diharapkan mahir dan handal dalam seni Tari & Silat dibidang kekuatan Otot, kekuatan Kanuragan kebatinan tetapi juga perlu dilengkapi dengan kemampuan Seni Tari & silat dibidang “ilat” (lidah), juga Seni Tari & Silat dibidang “Pikiran” dan “intelektualisme”.
Discussion about this post