“Kalau wilayah perkotaan, seperti Tangerang Raya, Kota Cilegon dan Kota Serang, layanan kesehatan relatif sangat baik. Tapi di daerah selatan dan Kabupaten Serang ini banyak sekali daerah yang pelayanan kesehatannya belum tersentuh oleh Pemprov Banten,” ujarnya.
Satu lagi sektor infrastruktur, Al Muktabar juga diminta untuk memperhatikan daerah-daerah yang masih memiliki keterbatasan anggaran dan akses jalanya masih minim.
“Infrastruktur, jalan-jalan juga harus menjadi perhatian Pak Al Muktabar. Masih banyak saya lihat jalan-jalan yang amat tidak layak ini Provinsi Banten di sejumlah kabupaten. Apa salahnya kita bantu dengan anggaran yang ada di provinsi, agar jalan di kabupaten-kabupaten menjadi layak. Yah tentunya dengan mekanisme penganggaran yang baik dan benar. Misalnya memberikan bantuan keuangan,” ujarnya.
Satu hal lain yang harus menjadi perhatian Al Muktabar dan jajaran dibawahnya adalah persoalan pengangguran yang sampai saat ini menjadi kendala.
“Ini kan sangat memalukan, Banten mendapatkan peringkat tertinggi, tetapi soal pengangguran terbanyak, dan saya dukung itu kalau pemprov membuat tim OPD gabungan guna melakukan percepatan penanganan pengangguran,” katanya.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Banten sebagai provinsi dengan TPT tertinggi, yakni sebesar 8,5 persen. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan, secara persentase jumlah pengangguran ini jika dilihat dari provinsinya yang paling banyak ada di wilayah Banten.
“TPT tertinggi tercatat di provinsi Banten sebesar 8,5 persen,” kata Margo.
Kepala BPS Banten Dody Herlando mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka Indonesia 5,83 persen, Banten masih cukup besar (tertinggi) 8,53 persen. Terendah Provinsi Sulawesi Barat 3,11 persen. Menurutnya, jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 5,91 juta orang, turun 340,76 ribu orang dibanding Februari 2021. Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,80 persen poin.
Penduduk yang bekerja sebanyak 5,41 juta orang, turun sebanyak 281,61 ribu orang dari Februari 2021. Adapun lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (4,07 persen poin).
Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (2,77 persen poin). Sebanyak 2,78 juta orang (51,43 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,94 persen poin dibanding Februari 2021.
Persentase setengah penganggur turun sebesar 1,09 persen poin, sementara persentase pekerja paruh waktu turun sebesar 1,34 persen poin dibandingkan Februari 2021.
Ia mengatakan TPT Februari 2022 sebesar 8,53 persen, turun 0,48 persen poin dibanding dengan Februari 2021. Terdapat 468,34 ribu orang (5,16 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19.
Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (51,38 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (21,59 ribu orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (15,05 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (380,32 ribu orang).(RUS/ENK)
Discussion about this post