Bongbong ikut mengasingkan diri ke Hawaii, Amerika Serikat, setelah Marcos Sr ditumbangkan pada 1986. Ia kembali ke Filipina pada 1990 dan memulai karier politiknya. Dia terpilih sebagai gubernur dan anggota kongres Ilocos Norte, kampung ayahnya, dan pada 2010 jadi seorang senator.
Dia jadi kandidat dalam pemilihan wakil presiden 2016, tetapi kalah. Saat kampanye pilpres 2022, Bongbong kerap menghindari debat lawan rival utamanya dan enggan diwawancarai dengan awak media. Bongbong mengaku tidak ingin terjebak pada disinformasi dan hanya ingin menyampaikan kampanye positif dengan memuji sang ayah dan menolak menjawab pertanyaan soal era darurat militer.
Adapun pasangan wakil presiden Ferdinand Marcos Jr dalam pemilu kali ini adalah Sara Duterte, putri dari Presiden Rodrigo Duterte juga menang telak. Wali Kota Davao itu meraup 31.560.351 suara. Amnesty International menuduh Marcos dan pasangannya menghindari pembahasan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk yang dilakukan di bawah darurat militer dan selama perang berdarah Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.
Human Rights Watch juga sudah mewanti-wanti Ferdinand Marcos Jr. untuk dapat mengambil tindakan cepat dan tegas dalam memperbaiki situasi HAM di Filipina setelah resmi dilantik, termasuk tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang melibatkan Duterte. Kebijakan perang melawan narkoba di Filipina telah mengakibatkan pembunuhan di luar proses hukum terhadap ribuan orang.[RM.ID]
Discussion about this post