“Jika ditemukan tanda gejala secara fisik pada anak maka orang tua juga harus segera memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan terdekat,” tutur Hermawan.
Dia yakin, Kemenkes sudah berkoordinasi dengan daerah untuk menangani hepatitis akut. Dia memprediksi, vaksin baru untuk hepatitis akut akan segera ditemukan.
Pemerintah harus cepat bergerak cepat baik bersifat kuratif atau menyembuhkan jika terjadi. Serta yang bersifat preventif, sebagai upaya pencegahan.
“Bagaimana pun juga, ini penyakit yang bersifat menular. Pencegahan sangat diperlukan, dan Pemerintah Daerah harus siaga serta masyarakat juga harus waspada dengan mengawasi anak untuk membiasakan hidup bersih,” jelasnya.
Terpisah, Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tetap membiasakan pola hidup yang sehat, terutama kepada anak. Juga, tidak bertukar alat makan dengan teman, mengingat hepatitis akut mudah menular.
“Umumnya, gejala awal dari penyakit hepatitis akut ini adalah mual, muntah, sakit perut, diare dan terkadang deman ringan,” jelasnya.
Namun, gejala bisa lebih dari demam dan diare. Anak yang terinfeksi hepatitis akut bisa juga memiliki warna urine yang pekat seperti teh dan warna putih pucat pada fesesnya.
Beberapa sumber juga mencatat, pasien mengalami jaundis, atau kondisi di mana mata dan selaput lendir berubah menjadi warna kuning.
Dia juga mengatakan, ketiga kasus hepatitis akut di Jakarta masuk ke dalam “kriteria pending klarifikasi”. Kemenkes menduga, penyakit yang pertama kali terdeteksi di Skotlandia ini disebabkan oleh Adenovirus. [JAR/rm.id]
Discussion about this post