Imbas kenaikan harga minyak dunia, subsidi dan kompensasi Pertalite, Solar, dan Elpiji pada 2022 diperkirakan bisa membengkak jadi Rp 350 triliun-Rp 400 triliun. Perkiraan melonjaknya subsidi tersebut dengan asumsi harga minyak melonjak menjadi 100 dolar AS per barel dari asumsi awal yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar 63 dolar AS per barel.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyambut positif penjelasan Erick yang menenangkan rakyat tersebut. Menurutnya, penegasan Erick ini sangat tepat. Sebab, Pemerintah harus mendorong konsumsi rumah tangga dan mewaspadai inflasi.
“Inflasi sudah terlihat meningkat di kuartal I dan akan lebih tinggi di kuartal II. Selain sembako, ada juga BBM, LPG, listrik, pajak baru, cukai, pajak karbon, pajak IKN, dan lainnya. Itu akan mendorong inflasi dan menahan laju konsumsi rumah tangga. Itu yang perlu dihindari,” pesannya.
Para warganet juga senang dengan penegasan Erick. Mereka mengaku bisa bernapas lega dengan penjelasan Erick itu. “Pertalite masih sama harganya,” cuit @AndreLauzcx. “Harga Pertalite Pertamina jauh lebih murah dan masih disubsidi,” timpal @arthur_hernando. [MEN/rm.id]
Discussion about this post