Indonesia mengajak negara-negara di Asia Tenggara mempererat kerja sama dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Langkah tersebut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan ekologi di kawasan tersebut maupun secara global.
Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto mengatakan, gambut tropis di Asia Tenggara memberi banyak manfaat untuk Kawasan, mulai dari menyediakan hasil hutan kayu dan non kayu, cadangan air dan pengendali banjir hingga manfaat lainnya.
“Gambut di Asia Tenggara juga menyimpan cadangan karbon yang besar dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati,” kata Gandi dalam keterangan resmi, Minggu (8/5).
Lahan gambut di Asia Tenggara diperkirakan seluas 24 juta hektare. Selain di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, gambut di Asia Tenggara juga tersebar di area yang kecil di Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos dan Filipina.
Dubes Gandi mengatakan, Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mengelola ekosistem gambut misalnya dengan membangun sistem pemantauan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Ada juga promosi pemanfaatan lahan gambut berkelanjutan yang siap ditingkatkan skala implementasinya di tingkat nasional maupun regional.
Meski tidak mudah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove serta masyarakat dan pelaku usaha terus berupaya keras untuk memastikan gambut bisa dikelola secara berkelanjutan.
Komitmen Indonesia untuk melakukan pengelolaan gambut berkelanjutan juga mendapat dukungan dari dunia Internasional. Salah satunya, Korea Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC) mendukung pemulihan Hutan Lindung Londerang di Jambi.
Menurut dia, meski teknologi, dukungan politik, dan pembiayaan berperan namun yang terpenting dalam restorasi gambut adalah kesadaran pentingnya gambut dan pelibatan masyarakat.
“Pada masyarakat yang memiliki pemahaman maka gambut akan lebih terlindungi,” pungkasnya.***
Discussion about this post