Anda bilang migor melimpah. Memang betul?
Memang ada kok. Berlimpah di pabrik. Cek saja.
Lalu, anda punya solusi yang ditawarkan?
Harusnya, samakan saja dengan Pertamina. Seperti harga Pertalite subsidi, harganya Rp 7.650. Sama semua. Transportasinya digendong (ditanggung pemerintah). Artinya, Harga Eceran Tertinggi (HET) itu memperhitungkan biaya transportasi.
Menteri Perdagangan pernah membuat kebijakan migor 1 harga. Kenapa hal itu tidak jalan?
Tentu pengusaha ngamuk atau ngambek dengan kebijakan itu. Masa migor premium dipukul rata Rp 14 ribu. Makanya, saya sepakat dengan kalimat, tidak ekspor migor pun, migor sudah banjir.
Pengusaha yang menolak larangan ekspor CPO diragukan nasionalismenya. Anda setuju?
Seperti kata Abraham Lincoln, pengusaha itu nggak punya KTP, nggak punya status kewarganegaraan, nggak bisa kita mengatakan nasionalisme segala macam.
Jadi, harusnya bagaimana?
Biar saja ekspor. Naikkan saja pungutannya jadi 375 dolar AS. Kalau dikalikan 35 juta ton, itu bakal dapat ratusan triliun. Dana itu lalu pakai buat subsidi, bikin pangkalan migor curah di mana-mana. Saya kira ini lebih ideal dibanding melarang ekspor. [MEN/rm.id]
Discussion about this post