Sementara, Prof Karna mengaku hanya bercanda mengunggah masalah pengeroyokan terhadap Ade. Dia menilai unggahan yang dirinya buat juga biasa saja. “Saya mem-posting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan (bercanda), jadi kan sangat biasa sekali. Bahkan statement-statement yang dikeluarkan Ade Armando dan lain sebagainya itu, lebih sadis,” jelas Prof Karna.
Toh, bukan cuma peristiwa pemukulan terhadap Ade Armando saja yang dirinya buat candaan. Ia melakukan hal serupa untuk isu begal maupun kejahatan jalanan yang kini ramai diplesetkan dengan istilah klitih. “Sosial politik yang lain, ekonomi juga, tapi tidak digoreng. Yang digoreng cuma (isu) Ade Armando saja,” tambah dia.
Terkait tangkapan layar komentar ‘disembelih’ itu, terang Prof Karna, terlihat layaknya telah diedit sebelum diunggah ke Facebook Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) oleh seseorang berinisial JS, tanpa sepengetahuannya. Ia tak mengetahui maksud yang bersangkutan melakukan hal demikian.
Salah satu yang digoreng adalah ketika dirinya menimpali sebuah unggahan lain pada kolom komentar dengan menuliskan kata ‘disembelih’. Karna menegaskan, komentarnya itu bukan dalam konteks peristiwa atau postingan mengenai Ade Armando.
Terlepas dari itu, Prof Karna mengakui salah memilih diksi dalam komentarnya. Alhasil memunculkan berbagai persepsi dalam komunikasi nonverbal di medsos. “Sudah saya sampaikan maaf juga ke Pak Rektor (UGM), barangkali diksi yang saya sampaikan menimbulkan kegaduhan di luar sana,” pungkas dia.
Bagaimana sikap PAN? Tidak terima sekjennya diancam dipolisikan, PAN pasang badan. Wakil Sekjen PAN, Slamet Ariyadi menegaskan, sekjen merupakan simbol dan kehormatan, sehingga partai yang akan meresponsnya.
“Kami di PAN akan merespons dengan tindakan yang terukur, bermartabat dan dalam koridor hukum yang berlaku,” ujar Slamet.
Slamet heran, Ade Armando dan Muannas bisa-bisanya menyimpulkan inisial AA adalah Ade Armando. Toh, Eddy tidak pernah menyebut nama Ade Armando secara gamblang. Dia lantas menyarankan agar Ade fokus pada pengusutan para pelaku pengeroyokan.
Discussion about this post