Din meminta, semua orang taat konstitusi. Menurutnya, penundaan Pemilu dan jabatan presiden tiga periode, itu jelas melanggar konstitusi. “Seharusnya mata airnya, pangkalnya, itu dihentikan,” tegas petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.
Din berharap, pejabat yang gemar menggaungkan penundaan Pemilu dan perpanjangan presiden dicabut amanahnya jadi pejabat.
“Kenapa nggak itu yang dipotong, akar tunjang. Maka jangan bermain-main dengan konstitusi dan jangan bermain-main dengan aspirasi rakyat,” ujar Din, tegas.
Ditanya apa maksudnya, ‘dipotong’, Din blak-blakan. “Pecat, potong, apa ganti, segala macam, tapi jelas harus diakui itu sumber, sumber dari malapetaka, dan ini belum tentu berhenti lho,” tegasnya.
Lalu, bagaimana tanggapan Luhut disebut Brutus Istana? Saat ditemui di Hotel Century Park, Jakarta, kemarin, Luhut hanya tersenyum.
Luhut mengatakan, tak mau berbicara soal itu. Menurut dia, kedatangannya hanya terkait program pelatihan atletik nasional di Mimika, Papua. [UMM/RM.id]
Discussion about this post