“Kita memang perlu edukasi dulu. Karena, begitu orang dapat WhatsApp banyak yang panik sebenarnya, dan kemudian mencari informasi dan melakukan tindakan macam-macam,” ujar Setiaji.
Saat ini, Kemenkes juga telah mengembangkan fitur Sijejak dalam aplikasi PeduliLindungi yang fungsinya serupa, tapi belum sesederhana message blast.
Untuk menggunakan fitur ini di aplikasi PeduliLindungi, pengguna harus terus mengaktifkan bluetooth. Aplikasi ini mengadopsi Singapura yang menggunakan Bluetooth Low Energy.
Sijejak memanfaatkan pertukaran sinyal bluetooth dari jarak kurang dari dua meter untuk mengumpulkan data kontak erat di antara para pengguna aplikasi PeduliLindungi, dan menyimpannya di masing-masing ponsel, maksimal selama 14 hari.
Ketika pengguna Sijejak terdeteksi sebagai orang yang positif Covid-19, maka sistem akan meminta persetujuan untuk mengunggah data pertukaran bluetooth yang telah disimpan. [DIR/RM.ID]