“Kita juga proses upaya menghalangi penyelidikan dan penyidikan kepolisian itu. Siapapun yang diduga terkait akan kita panggil untuk dimintai pertanggungjawaban “ kata Whisnu.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) turut membantu memberangus praktik investasi bodong. Sejumlah rekening yang diduga menampung dana setoran investor telah diblokir.
Terakhir, PPATK memblokir delapan rekening dengan total dana di dalamnya Rp 150,4 miliar.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavadana menjelaskan, jajarannya menemukan transaksi mencurigakan milik sebuah perusahaan penyedia jasa keuangan. “Diduga transaksi dana diperoleh melalui praktik investasi ilegal,” katanya.
“Tindak lanjut penyelidikan kepemilikan rekening tak wajar itu langsung diserahkan ke kepolisian,” kata Ivan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Sebelumnya, PPATK melakukan pemblokiran 109 rekening milik 55 perusahaan jasa keuangan. Total dana di rekening itu mencapai Rp 202 miliar.
PPATK mencurigai rekening-rekening berhubungan dengan dugaan penipuan investasi dan pencucian uang. Dugaan itu menguat karena transaksi pembelian aset mewah berupa rumah mewah, kendaraan hingga perhiasan, tidak dilaporkan ke PPATK.
Beberapa rekening yang diblokir diduga milik crazy rich yang terlibat investasi bodong.
“Mereka yang kerap dijuluki crazy rich ini patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari investasi bodong dengan skema Ponzi,” ujar Ivan.
Sejauh ini, Bareskrim telah mengusut modus penipuan binary option Binomo dan Quotex. Kedua kasus telah naik ke tahap penyidikan.
Dalam kasus Binomo, kepolisian telah menahan crazy rich Medan Indra Kesuma alias Indra Kenz. Sebelumnya Indra kerap memamerkan pembelian rumah dan mobil mewah sambil berujar “murah banget”. Ia mengklaim aset-aset itu dibeli dari hasil trading.
Kini, Indra telah ditahan. Aset-asetnya di Medan, Tangerang dan Jakarta disita. Kepemilikan aset-aset itu terendus berkat penelusuran PPATK mengenai transaksi mencurigakan.
“Kita menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan PPATK dengan penyelidikan secara proporsional,” kata Whisnu. [GPG/RM.ID]