Baik Pemerintah Rusia maupun Kedutaan Besar Rusia di AS belum memberikan komentarnya atas laporan itu.
Sementara, Minggu (13/3), AS mengabarkan akan mengirimkan senjata tambahan senilai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun untuk Ukraina membantu mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Washington dan sekutunya juga telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
AS dan sekutunya melarang impor energi, sambil memberikan bantuan militer dan kemanusiaan ke Ukraina senilai miliaran dolar AS.
Mereka juga telah mengimbau China, negara-negara Teluk, dan negara-negara lain yang enggan mengutuk invasi Rusia dan ikut mengucilkan Moskow dari ekonomi global.
Beijing, mitra dagang utama Rusia, telah menolak menyebut tindakan Rusia sebagai invasi.
Pasalnya, perdagangan menyumbang sekitar 46 persen dari ekonomi Rusia pada 2020, yang sebagian besar dengan China. [DAY]
Discussion about this post