PANDEGLANG, BANPOS – Melalui metode Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pengendalian kasus diare pada balita menjadi salah satu program tahun yang dicanangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang tahun anggaran 2022.
“Untuk pengendalian penyakit, khususnya diare pada balita kita mengadakan acara orientasi penemuan dan tata laksana kasus diare pada balita dengan metode MTBS. MTBS itu manajemen terpadu balita sakit,” kata Pengelola Program Diare Dinkes Kabupaten Pandeglang, dr. Bela Ariani, kepada BANPOS, Selasa (8/3).
Dijelaskannya, pada acara orientasi tersebut diikuti oleh unsur dokter dan pengelola program diare dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Pandeglang, serta dari unsur penanggung jawab pelayanan MTBS.
“Tujuan dari kegiatan ini, untuk meningkatkan kapasitas petugasnya. Supaya nantinya bisa melakukan tatalaksana kasus diare dengan sebaik-baiknya,” terangnya.
Menurutnya, dalam melakukan penanganan terhadap penyakit diare pada balita, para petugas dapat melakukan penanganannya sesuai dengan standar MTBS.
“Bisa pemberian Zinc, tablet yang digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi kekurangan zinc (seng) di dalam tubuh dan oralit. Kemudian juga memberikan terapi pengganti cairan tidak harus infus, tetapi dengan menggunakan larutan oralit,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam melakukan penanganan kasus diare dengan pemberian zinc dan oralit tersebut merupakan hal yang utama. Bukan antibiotic dan bukan stop diare.
“Tapi zinc dan oralit. Diharapkan nanti petugas Puskesmas bisa mengedukasi orang tua dan pengasuh jika balita sakit diare,” ucapnya.
Dengan adanya kegiatan tersebut, Bela berharap para petugas dapat mengedukasi agar pengasuh ataupun orangtua tidak gugup saat menghadapi balita sakit diare. Mereka bisa langsung memberikan penanganan pertama dengan oralit sesuai standar, jadi untuk mencegah kekurangan cairan parah.
“Kalau sampai mengalami kekurangan cairan parah, maka harus memerlukan perawatan lebih lanjut. Maka dari itu metode MTBS ini salah satu upaya mencegah balita sampai mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan,” ujarnya.
Discussion about this post