“Saat ini sekitar 75,5 persen, sedangkan untuk Gen z yang lahir 2001-2010 mencapai 93 persen, generasi milenial yang lahir 1981- 2000 mencapai 85 persen, dan Gen yang lahir lahir 1965-1980 mencapai 54 persen,” katanya
Selain itu dia menegaskan Indeks Potensi Radikalisme di Banten mencapai skor 42,05 lebih tinggi dari rata-rata Nasional yang mencapai skor 38,43. ini artinya kata Sehabudin, semua unsur yang ada di Banten, baik pemerintah maupun masyarakat harus terus bekerja keras untuk mengurangi bahkan menghilang potensi radikalisme dan terorisme di Banten.
“Masyarakat khususnya generasi muda hendaklah menjadi agen perdamaian dengan melakukan kontra narasi dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Banten dengan menghiasi media sosial dengan narasi cinta tanah air dan bangsa, membela NKRI, cinta pancasila, ajaran, toleransi dan inklusif,” tegasnya.
Ia menambahkan, untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme di Banten ini, selain generasi muda harus diperkuat literasi keagamaan juga dengan kebangsaan.
“Kelompok mereka itu mengemas segala sesuatu dengan agama, maka kita harus meningkatkan ilmu dan pengetahun tentang agama agar bisa membentengi diri dari para pelaku radikalisme dengan berguru pada yang ahlinya seperti para kyai yang jelas dan sarat keilmuan, bukan hasil membaca dari google,” pungkasnya.
Sebagai leading sector bidang penanggulangan terorisme di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya meningkatkan keamanan serta mengikis mata rantai penyebaran paham radikalisme, intoleran, serta aksi terorisme di tanah air untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan.
Upaya pencegahan terus dilakukan oleh BNPT mulai dari hulu hingga hilir, dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara online dan offline untuk masyarakat, aparat penegak hukum, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda.(CR-01/PBN)
Discussion about this post