SERANG, BANPOS – Pemkot Serang meminta komitmen dari seluruh pemangku kebijakan, baik dari TNI, Polri, awak media hingga pejabat administratif wilayah tingkat kecamatan dan kelurahan, untuk bisa merealisasikan Kota Serang menjadi Kota Layak Anak (KLA).
Komitmen tersebut dibuktikan dengan penandatanganan deklarasi bersama Kota Layak Anak, saat kegiatan rapat koordinasi membangun komitmen Kota Layak Anak di salah satu hotel di Kota Serang.
Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa saat ini, Kota Serang masih berada di tingkat pratama untuk penilaian Kota Layak Anak. Sementara untuk penilaian tahun ini, masih dalam tahap penilaian oleh Kementrian PPA.
“Jadi memang sampai saat ini masih belum ada peningkatan,” ujar Syafrudin saat diwawancara awak media, Selasa (25/1).
Untuk meningkatkan penilaian tersebut, seminimalnya menjadi Madya pada tahun ini, Syafrudin mengaku bahwa Pemkot Serang meminta seluruh pemangku kebijakan, mulai dari TNI, Polri, awak media hingga kelurahan dan kecamatan, untuk berkomitmen dalam mewujudkan Kota Layak Anak.
“Mereka semua menandatangani komitmen tersebut. Untuk kelurahan dan kecamatan, ini merupakan konsekuensi agar mereka bisa mewujudkan Kota Layak Anak dimulai dari kelurahan dan kecamatan masing-masing,” terangnya.
Menurut Syafrufin, masih stagnannya Kota Serang sebagai Kota Layak Anak tingkat pratama, akibat masih banyaknya kasus stunting dan gizi buruk di Kota Sedang. Sehingga ia menegaskan bahwa untuk mewujudkan Kota Layak Anak, bukan hanya tugas dari DP3AKB saja.
“Kota Serang ini masih ada gizi buruk, masih ada stunting. Maka dari itu saya rasa hal ini yang membuat penilaian Kota Serang terap pada tingkat pratama,” terangnya.
Kepala DP3AKB Kota Serang, Anthon Gunawan, mengatakan bahwa yang saat ini diincar oleh Pemkot Serang bukan sekadar meningkatnya penilaian Kota Serang dari Pratama ke Madya, namun dalam hal implementasi sesungguhnya.
“Bukan target mendapatkan penghargaan saja ya, itu kan efek saja. Dampak dari kita mengimplementasikan. Namun yang kami kejar ialah implementasi di lapangannya,” ujar Anthon.
Menurutnya, terdapat 24 indikator yang tergabung dalam lima klaster. Hal itu yang saat ini tengah dikejar oleh Pemkot Serang, sehingga keseluruhan indikator dapat dipenuhi oleh Kota Serang.
“Kami juga mengundang OPD, agar mereka tahu mereka bertugas apa (untuk merealisasikan Kota Layak Anak). Seperti mengundang Dinkes kan tadi disebutkan bahwa stunting dan gizi buruk jadi penghambat Kota Layak Anak,” tandasnya.
Discussion about this post