Aldo mengungkapkan, sebelum Joko menghilang tidak ada kabar, Joko dimungkinkan merasa terancam dengan warga setempat yang mendesak untuk mengembalikan Handphone yang dijanjikan selesai diperbaiki. Namun, karena tak kunjung dikembalikan, Joko akhirnya diberi kecaman.
“Sebelumnya memang ada tetangga kami pak Agus, dia minta ke Joko untuk segera mengembalikan Handphone, alasannya banyak, sehingga pak Agus mengatakan ‘kamu jangan berani-berani bohongi saya’, mungkin saat itu ia merasa terancam,” jelasnya.
Hingga akhirnya, tepat keesokan harinya, hari Jumat pekan lalu, Joko hilang tanpa kabar dan membawa satu unit handphone miliknya. Ia menyayangkan dengan perilaku Joko yang seperti tidak tahu terimakasih karena diterima dengan baik oleh warga PWI.
“Kami menyayangkan sikap Joko, teman-teman harus berhati-hati. Karena orangnya memang dalam hal agama wah banget, ngaku anak vespa dan anak punk gitu, mengatasnamakan musafir, pandai bercerita dan dramatis bahkan sampai menangis kalau cerita tentang keluarganya,” tandasnya.
Hingga kini, Joko tidak diketahui keberadaannya dan tidak dapat dihubungi sama sekali. Warga PWI telah berupaya untuk menginformasikan baik melalui grup WhatsApp, komunitas tato, dan media sosial lainnya, agar Joko mempertanggungjawabkan perbuatannya yang merugikan baik terhadap warga PWI dan di luar PWI.(MUF)
Discussion about this post